Suara.com - Dukungan infrastruktur digital begitu diperlukan untuk menjadi kota global pada era teknologi informasi seperti saat ini. Demi mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global, Pemprov DKI memiliki cara untuk memperkuat infrastruktur digital. Beberapa di antaranya dengan mengembankan aplikasi Jakarta Kini (JAKI) yang diluncurkan sejak 2019 dan memasang jaringan internet nirkabel (Wi-Fi) di titik-titik area publik yang diberi nama JakWifi.
JAKI adalah sebuah aplikasi super (super-app) yang dibuat dan dikembangkan oleh Jakarta Smart City (JSC), sebuah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah naungan Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi DKI Jakarta.
Kepala Diskominfotik Atika Nur Rahmania mengatakan, tujuan kehadiran JAKI adalah untuk memberikan informasi mengenai layanan bagi seluruh warga Jakarta. Aplikasi ini didesain sedemikian rupa, sehingga mudah diakses oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
“Kami terus mengembangkan berbagai fitur yang ada di JAKI, terutama untuk layanan kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan layanan lain. Semua fitur tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan akses layanan publik,” kata Atika.
Baca Juga: Vaksin Bakal Jadi Syarat Beraktivitas di Jakarta, Begini Cara Cek Status Vaksinasi
Berikut beberapa fitur prioritas yang dimiliki JAKI:
- JakLapor, yang merupakan kanal pengaduan resmi Pemprov DKI Jakarta berbasis geo-tagging;
- JakWarta, merupakan pusat informasi resmi dan terkini dari Pemprov DKI Jakart;
- JakPangan, menyajikan informasi harga pangan terkini di seluruh Pasar Jaya di Jakarta;
- JakSurvei, yang merupakan laporan survei untuk menilai kinerja dan layanan yang diberikan oleh Pemprov DKI;
- JakISPU, bertujuan untuk mengetahui informasi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Jakarta;
- JakRespons, merupakan daftar permasalahan yang sedang ditangani oleh Pemprov DKI Jakarta;
- JakWifi, fasilitas yang memudahkan masyarakat Jakarta menemukan titik akses Wi-Fi gratis dari Pemprov DKI Jakarta;
- JakPantau, untuk mengetahui lokasi titik banjir dan tinggi muka air di berbagai aliran sungai di Jakarta;
- JakSiaga, akses berbagai nomor penting dan darurat di Jakarta;
- JakPeta, untuk melihat titik-titik fasilitas dan tempat-tempat publik di Jakarta sebelum bepergiaan.
Hingga saat ini, JAKI sudah memiliki sekitar 92 fitur. Adapun, fitur yang paling banyak dimanfaatkan warga adalah fitur pendaftaran vaksinasi dan JakLapor. Fitur lainnya, seperti JakPenda untuk mengecek pajak dan kewajiban pajak juga banyak diminati pengguna.
Lalu, fitur JakTransport juga banyak diklik warga untuk melihat rute moda transportasi massal di Jakarta. Saat ini baru tersedia informasi mengenai MRT, kemudian sedang dalam proses pengembangan untuk transportasi LRT dan Transjakarta.
Selain itu, untuk meningkatkan semangat partisipasi warga, JAKI kini juga sedang dalam proses pengembangan gamifikasi. Gamifikasi ini diharapkan dapat menambah semangat warga dalam menggunakan aplikasi JAKI untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.
Per 31 Juli 2022, JAKI sudah diunduh oleh 2.813.234 pengguna, dengan rata-rata pengguna harian sebanyak 300 ribu pengguna. Menurut survei yang dilakukan Jakarta Smart City (JSC) beberapa waktu lalu, dari 1.821 responden, 72.8% di antaranya menganggap JAKI sukses membantu memudahkan aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Bakal Jadi Syarat Kegiatan, Anies Baswedan Jelaskan Cara Cek Status Vaksinasi
Jika dilihat dari sisi usia, pengguna JAKI terbanyak adalah pada kategori usia 25-34 tahun. Kemudian disusul rentang usia 35-44 tahun, 45-54 tahun, 18-24 tahun, dan 55-64 tahun. Sedangkan pengguna laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
Salah seorang warga yang merasakan manfaat kehadiran JAKI adalah Raka (35). Ia bercerita bahwa aplikasi JAKI mendukung aktivitasnya sehari-hari, seperti info ramalan cuaca per hari. Bahkan, aplikasi JAKI membantunya untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Ia memanfaatkan fitur pendaftaran vaksinasi yang ada di JAKI.
“Saat awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, kemudian baru ditemukan vaksin COVID-19, saya merasa sulit sekali mendapatkan informasi mengenai vaksin. Ada teman saya yang menyarankan unduh aplikasi JAKI, saya pun ikuti sarannya mengunduh JAKI. Lewat aplikasi ini, akhirnya saya bisa tahu informasi lokasi vaksin ada di mana dan sekalian daftar vaksin lewat JAKI. Sampai sekarang aplikasi ini masih saya pakai karena banyak manfaatnya,” ujar lelaki yang berkantor di bilangan Tanah Abang, Jakarta Pusat ini.
JakWifi di Ruang Publik
Selain Raka, ada pula Daria (20), seorang warga yang merasakan manfaat kehadiran JAKI. Menurut Daria, aplikasi JAKI membantunya terutama untuk menemukan fasilitas internet melalui fitur JakWifi. Sebagai seorang mahasiswa, Daria sangat membutuhkan jaringan internet untuk menunjang kegiatan perkuliahannya.
Mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta ini seringkali menggunakan JakWifi saat harus mengerjakan tugas kampus. Biasanya ia akan bertemu dengan teman-temannya di lokasi tertentu yang menyediakan layanan JakWifi untuk mengerjakan tugas bersama.
"Melalui aplikasi JAKI, kami jadi tahu kawasan mana saja yang menyediakan JakWifi. Dari situ, kami berdiskusi untuk menetapkan satu lokasi sebagai tempat mengerjakan tugas bersama. Jadi, JAKI ini memudahkan kami mendapatkan jaringan internet melalui JakWifi," ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta hingga saat ini telah memasang 9.250 titik Wi-Fi gratis yang bisa diakses oleh warga. Rinciannya, di Jakarta Timur terdapat 20 titik di taman, 59 titik di RPTRA, dan 1.223 titik yang tersebar di lingkungan RW. Di Jakarta Selatan terdapat 56 titik di taman, 62 titik di RPTRA, dan 1.339 titik di lingkungan RW. Di Jakarta Barat terdapat 30 titik di taman, 61 titik di RPTRA, dan 1.366 titik di lingkungan RW. Di Jakarta Utara terdapat 35 titik di taman, 68 titik di RPTRA, dan 1.170 titik di lingkungan RW. Di Jakarta Pusat terdapat 40 titik di taman, 42 titik di RPTRA, dan 979 titik di lingkungan RW.
Berdasarkan Pergub No 82 Tahun 2021 tentang perluasan akses internet bagi masyarakat, lokasi yang menjadi prioritas pemasangan JakWifi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Rukun warga kumuh sangat ringan, ringan, sedang, dan berat;
b. Ruang Publik Terpadu Ramah Anak;
c. Taman dan hutan kota;
d. Rumah susun sederhana sewa yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
e. Sekolah negeri yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
f. Dan/atau lokasi publik lainnya yang menjadi target prioritas perangkat daerah dalam mendukung program strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Untuk poin a dan b saat ini sudah hampir ter-cover ke seluruh area. Kami terus berupaya menambah titik lokasi JakWifi sesuai dengan titik lokasi yang menjadi prioritas, sebagaimana tertuang dalam Pergub 82 Tahun 2021. JakWifi dimonitoring menggunakan dashboard yang realtime, sehingga jika terjadi gangguan dapat segera dilaporkan ke provider untuk dapat ditangani kendalanya,” ungkap Atika.
Raih Penghargaan Global
Bukan hanya diapresiasi masyarakat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BLUD Jakarta Smart City (JSC) pun meraih penghargaan internasional. JAKI meraih medali emas di ajang ASEAN Information Communication Technology (AICTA) 2021 dalam kategori Public Sector. JAKI menjadi wakil Indonesia dalam kompetisi TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) di Asia Tenggara tersebut, setelah menjadi juara pertama idenTIK (Indonesia Entrepreneur TIK) 2020 yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
JAKI pun mendapat penghargaan dalam kategori Best in Future of Digital Innovation di ajang IDC Future Enterprise Awards 2021. JSC dengan inovasi JAKI terpilih di antara lebih dari 1.000 proposal yang diajukan oleh organisasi dan institusi dari seluruh kawasan Asia Pasifik. Future Enterprise Awards IDC adalah ajang pemberian penghargaan kepada instansi dan organisasi yang telah membuat terobosan penting dalam inisiatif transformasi digital di kawasan Asia Pasifik. Penghargaan IDC Awards terdiri dari tujuh kategori berbeda, salah satunya Best in Future of Digital Innovation.
Bahkan, dalam ajang bergengsi tingkat dunia, WSIS (World Summit on the Information Society) Prizes 2022, Jakarta menjadi juara berkat inovasi sistem pengendalian banjir (Flood Control System), yang dapat membantu memprediksi potensi bencana sebelum terjadi dan mengoptimalkan pengendalian ketika terjadi bencana banjir.
Atika menjelaskan, Jakarta dengan inovasi Flood Control System menjadi juara pertama pada kategori AL C7. ICT applications: E-science di ajang WSIS Prizes 2022. Dengan kemenangan ini, Jakarta berhasil mengungguli negara-negara lain, seperti Arab Saudi, Italia, Chili, dan Tiongkok di dalam kategori E-Science. Jakarta juga menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mampu mencapai penghargaan tertinggi pada tahun ini sebagai juara.
“Setelah melewati berbagai fase mulai dari pendaftaran, voting, hingga penjurian oleh para ahli internasional, kemenangan Flood Control System di WSIS Prizes 2022 adalah buah dari dukungan seluruh warga Jakarta. Sebelumnya, Jakarta juga pernah menjadi Champion Project dalam ajang WSIS Prizes 2021 dengan aplikasi JAKI dalam kategori AL C7. E-Government,” jelas Atika.
Kepala BLUD Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha menambahkan, platform aplikasi merupakan sebuah jawaban dari Pemprov DKI Jakarta untuk menghadirkan sebuah aplikasi one-stop service dengan layanan publik yang terintegrasi.
"Melalui pengembangan berkelanjutan, JAKI selalu tumbuh dan berkembang dengan fitur-fitur terbaru, untuk memudahkan masyarakat Jakarta dalam memenuhi kebutuhan harian, termasuk selama masa pandemi Covid-19. Penghargaan ini menjadi salah satu hasil nyata kerja keras dan kolaborasi kami bersama masyarakat serta sebuah langkah penting bagi kami dalam memajukan Jakarta sebagai kota cerdas dan setara dengan kota-kota global,” imbuh Yudhistira.