Suara.com - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) memastikan akan memilih calon presiden secara musyawarah. Tidak berdasarkan suara terbanyak atau voting.
Musyawarah mengambil keputusan siapa capres yang akan mereka usung, dilakukan partai politik anggota KIB. Diketahui sejauh ini ada tiga partai yang bergabung di KIB, Partai Golkar, PAN dan PPP.
"Jadi intinya, soal penentuan pasangan calon di Pilpres 2024, di KIB itu akan ditetapkan secara musyawarah, aklamasi, tidak voting," kata Waketum PAN Viva Yoga Mauladi dalam diskusi Overview, Obralan Virtual dikutip Jumat (12/8/2022).
Menurut Viva, ada kriteria utama untuk figur yang akan mereka usung sebagai capres di 2024. Kriteria itu ialah figur capres harus dapat menyatukan partai-partai di koalisi, bukan justru sebaliknya.
Baca Juga: KIB Kompak Daftar ke KPU, Airlangga: Kita Mulai dengan Hal Baik
"Penentuannya itu siapa yang akan ditetapkan nanti tidak menjadi faktor pemecah belah koalisi," kata Viva.
Cari Capres yang Bisa Lanjutkan Legacy Jokowi
KIB mulai intens melakukan pertemuan-pertemuan dalam menyongsong Pilpres 2024. Dari hasil pertemuan-pertemuan itu, tiga partai, yakni Golkar, PAN dan PPP sepakat akan mulai membicarakan siapa kandidat capres dan cawapres.
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan pembicaraan lebih matang mengeni capres dan cawapres akan dilakukan KIB pasca peringatan hari kemerdekaan atau setelah tanggal 17 Agustus 2022.
"Nanti setelah 17 Agustus kita akan mulai bicara tentang identifikasi sosok yang diinternal KIB diaspirasikan oleh masing-masing parta," kata Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Baca Juga: Waketum PPP: KIB Akan Minta Pendapat Presiden Jokowi Soal Capres 2024
Ia menyampaikan mengapa Agustus mulai berbicara soal capres lantaran berbarengan dengan momen Rakernas PAN dan Mukerns PPP. Di mana dalam acara tersebut masing-masing partai akan membuka siapa saja nama yang direkomendasikan untuk menjadi capres.
Sementara untuk Golkar sejauh ini telah menegaskan bahwa capres yang ingin mereka usung ialah Airlangga Hartarto selaku ketua umum.
"Jadi working team KIB yang diwakili oleh masing-masing fraksi akan melakukan pendalaman. Juga dalam melakukan pendalaman, akan meminta respons dari pemangku kepentingan di negara ini, seperti ormas agama, atau non agama. Tentu juga ya di lingkungan termasuk harus ada pengembangan komunikasi dengan parpol lain," tutur Arsul.
Kendati belum menyebutkan siapa saja nama yang akan masuk bursa capres dan cawapres di KIB, Arsul menegaskan bahwa sosok yang mereka cari ialah pemimlin yang bisa meneruskan warisan dari Joko Widodo selaku presiden pendahulu.
"Kami punya tekad yang sama bahwa siapapun paslon yang kita usung bisa meneruskan legacy dan program pemerintahan yang sekarang," ujar Arsul.