Suara.com - Presiden Jokowi mengaku sedih atas banyaknya warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri. Menanggapi itu, Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati menilai keprihatinan Jokowi perlu diwudujudkan dengan percepatan perbaikan pelayanan kesehatan.
Menurut dia, kualitas fasilitas pelayanan kesehatan beserta tenaga kesehatan perlu ditingkatkan hingga berstandae internasional.
"Spirit kemandirian nasional selalu kami dukung. Jika ada keprihatinan banyaknya WNI berobat ke luar negeri maka harus ada percepatan realisasi kebijakan perbaikan pelayanan kesehatan dengan standar internasional," kata Kurniasih, Kamis (11/8/2022).
Kurniasih mengatakan ada beberapa hal mendasar yang harus menjadi perhatian dalam peningkatan kualitas kesehatan. Pertama bisa mulai dari memenuhi rasio jumlah tenaga kesehatan per satuan penduduk di Indonesia.
Baca Juga: Serunya Ganjar Pranowo Ajak Anak-anak Nyanyi Saat Dampingi Presiden Jokowi Kunker di Boyolali
Jumlah penduduk Indonesia yang besar memang menjadi satu tantangan untuk menambah rasio tenaga kesehatan di Indonesia yang masih kurang.
Rasio tenaga kesehatan di Indonesia memang masih kurang. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar. Mengutip data World Bank, Kurniasih mengatakan rasio dokter di Indonesia hanya 0,4 dokter per 1.000 penduduk.
Sementara untuk perbandingan, rasio dokter di Singapura ialah 2 dokter per 1.000 penduduknya.
"Harus ada kebijakan jangka pendek, menengah dan panjang untuk menambah rasio tenaga kesehatan kita per satuan penduduk jika ingin mengejar ketertinggalan kualitas kesehatan kita di dunia," ujar Kurniasih.
Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah kualitas rumah sakit di Indonesia. Pelayanan kesehatan di rumah sakit. Harus memenuhi standar pwlayanan internasional, paling tidak tandar nasional. Termasuk mengembangkan rumah sakit khusus untuk penyakit yang banyak pasien Indonesia memilih berobat di RS luar negeri, semisal kanker.
Baca Juga: Kembangkan Penanaman Kelapa Genjah, Cara Jokowi Hindari Krisis Pangan Global
"Kami baru memiliki setidaknya 36 rumah sakit yang terakreditasi internasional oleh Joint Commission International (JCI) maupun Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Masih juga ada catatan RS nasional pada 2021 dari 3.145 RS di Indonesia baru 2.482 yang terakreditasi Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (LAM-KPRS)," jelas Kurniasih.
Jokowi Sedih
Sebelumnya, Jokowi mengaku merasa sedih ketika mendengar ada warga Indonesia yang lebih memilih untuk berobat ke luar negeri, tidak terkecuali bagi yang tinggal di Kalimantan Barat. Jokowi merasa sedih karena banyaknya WNI yang berobat ke luar negeri mengakibatkan jumlah uang ke luar dari Indonesia menjadi tidak sedikit.
Jokowi mengetahui kalau banyak warga di Kalimantan Barat yang sering berobat ke Kota Kuching, Malaysia.
"Saya itu paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit kemudian perginya ke luar negeri ke Malaysia, ke Singapura, ada yang ke Jepang , ada yang ke Amerika," kata Jokowi saat berpidato dalam acara peresmian Tower A dan B RSUD dr.Soedarso, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/8/2022).
"Berapa capital outflow kita, uang yang ke luar untuk membiayai yang sakit dan ke luar negeri lebih dari Rp 110 triliun setiap tahunnya," sambungnya.
Karena kondisi tersebut, Jokowi lantas membantu Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji yang meminta bantuan kepada pemerintah pusat. Sutarmidji menyampaikan kalau pihaknya akan membangun gedung rumah sakit dan meminta pemerintah pusat untuk mendukung terkait alat kesehatannya.
"Saya jawab saat itu juga, bangun, alkesnya saya siapin. Habis Rp 205 miliar Alkesnya juga kurang lebih Rp 200an miliar," ujarnya.
Jokowi kemudian menjelaskan kalau RSUD dr Soedarso memiliki 277 tempat tidur, ada ruang operasi, ruang intensive care unit (ICU) dengan alat yang modern.
Meyakini dengan fasilitas tersebut, Jokowi berharap tidak ada lagi warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.
"Jadi saya ingatkan gak usahlah kita keluar. Di sini sudah siap dan cukup untuk menangani kasus-kasus yang ada," ujarnya.
Kepala Negara lantas menerangkan kalau pemerintah banyak belajar selama pandemi Covid-19 untuk terus memperbaiki fasilitas kesehatan yang tersedia untuk membantu masyarakat.
"Pada saat krisis kesehatan karena pandemi kelihatan semuanya. Mana yang enggak benar kelihatan, mana yang lamban kelihatan, mana yang kurang kelihatan. Inilah yang kita perbaiki," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga meresmikian pembangunan peresmian Tower A dan B RSUD dr Soedarso.
"Dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim pada siang hari ini saya resmikan Tower A dan B Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarso di Pontianak, Kalimantan Barat."