Soal Motif Kasus Tewasnya Brigadir J, Pimpinan Komisi III DPR: Nggak Perlu Didorong-dorong, Ada SOP-nya

Kamis, 11 Agustus 2022 | 10:13 WIB
Soal Motif Kasus Tewasnya Brigadir J, Pimpinan Komisi III DPR: Nggak Perlu Didorong-dorong, Ada SOP-nya
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Adies Kadir. (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar, Adies Kadir mengatakan, Polri tidak perlu didesak atau didorong untuk segera mengungkap motif kasus penembakan Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Menurutnya, akan ada waktunya soal motif akan disampaikan.

"Itu (motif tewasnya Brigadir J) enggak usah didorong-dorong. Pasti Bareskrim akan mengumumkan, nggak perlu dirorong mereka udah punya SOP-nya," kata Adies di Jakarta dikutip Kamis (11/8/2022).

Menurut Adies, selama ini pihaknya melihat bahwa pengusutan kasus tersebut sudah dianggap baik. Terlebih juga karena adanya atensi dari Presiden Jokowi agar kasus diusut secara transparan.

"Sementara ini sudah bagus sudah cepat dan pak Kapolri memang sesuai instruksi presiden kerjanya transparan," katanya.

Baca Juga: Ferdy Sambo Rekayasa Tembak Menembak di Kasus Brigadir J, Kriminolog UI: Dia Gunakan Kekuasaannya

Lebih lanjut, Adies menyampaikan, pihaknya hingga kini terus melakukan koordinasi dengan Polri. Menurutnya, semua pihak harus sabar menunggu hingga kasus benar-benar tuntas.

"Yang pasti kita selalu berkoordinasi dengan Kapolri, Kabareskrim, kita selalu minta perkembangan, jadi kita tunggu saja hasil penyelidikan dari Kabareskrim, Kapolri," imbuh dia.

Belum Ungkap Motif

Sebelumnya, Tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo dan sopir berinisial KM sebagai tersangka baru dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Nofryansah Yosua Hutabarat. Namun, hingga kekinian motif daripada kasus pembunuhan tersebut belum terungkap.

Listyo mengklaim tim khusus hingga kekinian masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi termasuk istri Ferdy Sambo berinisial PC untuk mengetahui motif tersebut.

Baca Juga: Ketua RT Sebut Istri Ferdy Sambo Menangis Terus di Kamar Saat Polisi Lakukan Penggeledahan

"Motif saat ini masih pemeriksaan dan pendalam terhadap saksi termasuk terhadap Ibu PC (Putri Candrawathi)," kata Listyo di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2022).

Dalam perkara ini, Listyo juga menegaskan bahwa Bharada E alias Richard Eliezer menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu dasar tim khusus menetapkan Ferdy Sambo sebagai tersangka.

Adapun, pasal yang dipersangkakan penyidik terhadap Ferdy Sambo, Brigadir RR, dan KM yakni Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana Subsider Pasal 338 Juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP. Mereka terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara atau pidana mati.

Mantan Kabareskrim Polri tersebut juga mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo menggunakan senjata milik Brigadir J untuk menembak dinding-dinding sekitar lokasi kejadian. Hal ini dilakukannya sebagai upaya untuk merekayasa pristiwa tersebut agar terkesan terjadi tembak menembak antara Brigadir J dan Bharada E.

"Timsus menemukan peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J yang menyebabkan J meninggal dunia yang dilakukan saudara RE atas perintah saudara FS," ungkap Listyo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI