Ketua RT Sebut Irjen Ferdy Sambo Baru Setahun Tinggal di Rumah Kawasan Duren Tiga

Rabu, 10 Agustus 2022 | 18:29 WIB
Ketua RT Sebut Irjen Ferdy Sambo Baru Setahun Tinggal di Rumah Kawasan Duren Tiga
Suasana rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, terlihat sepi pada Rabu (10/8/2022). [ANTARA/Luthfia Miranda Putri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kediaman pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling 3, Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel) sempat digeledah tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Selasa (9/8/2022). Proses penggeledahan yang turut diamankan personel Korps Brimob tersebut berlangsung sejak sore hari sebelum status tersangka terhadap Ferdy Sambo diumumkan.

Ketua RT 07/RW 02 Yosef menyampaikan, eks Kadiv Propam Polri itu baru setahun menempati rumah tersebut. Meski demikian, Irjen Ferdy Sambo masih terdaftar sebagai warga di Komplek Polri Duren Tiga.

"Baru kurang lebih setahun. Tapi mereka masih terdaftar di RT 05/RW 01 di Polri. Kami sudah lain RW soalnya," kata Yosef saat dijumpai di kediamannya, Rabu (10/8/2022).

Sebagai pengurus RT, Yosef mengaku tidak pernah melihat langsung sosok Irjen Ferdy Sambo di lingkungannya. Dia mengaku hanya sering melihat ajudan Ferdy Sambo.

Baca Juga: Cek Hasil Uji Balistik Labfor di Kasus Brigadir J, Komnas HAM Ditunjukan 2 Senpi dan Sejumlah Peluru Utuh

"Saya nggak pernah lihat. Kami secara fisik terus terang belum, cuma lewat biasanya ajudan," sambungnya.

Istri Ferdy Sambo Menangis

Yosef turut masuk ke dalam kediaman Sambo saat proses penggeledahan berlangsung. Dia mengatakan, agenda itu berlangsung sejak pukul 15.00 WIB.

Ia mengatakan, saat itu Putri Chandrawathi berada di dalam rumah. Dari informasi yang diterimanya, Putri hanya berada di dalam kamar saat proses penggeledahan berlangsung.

"Itu ada dia di dalam, saya masuk ada Ibu Putri, ada pengacara wanita, polwan satu, (personel) Bareskrim ada empat. Katanya si dia (Putri) menangis terus, jadi susah gitu ya kita," ucap dia.

Baca Juga: Bapak-Bapak Nimbrung Komentari Kasus Ferdy Sambo, Netizen: Ngakak Banget

Yosef menambahkan, pihak RT. 07 tidak sampai berkomunikasi denfan Putri. Menurut dia, istri Ferdy Sambo itu hanya diam saja.

"Nggak (komunikasi). Dia diam saja," sambungnya.

Ferdy Sambo turut menjadi tersangka dalam kasus tersebut. Eks Kadiv Propam Polri itu terbukti memberikan perintah kepada Bharada Richard Eliezer atau E untuk menembak Yosua.

Pantauan Suara.com pukul 10.00 WIB, garis polisi sudah tidak terpasang di sekitar kediaman Ferdy Sambo. Personel Brimob yang kemarin sore bersiaga juga sudah tidak melakukan penjagaan.

Terpantau pula, ada satu unit mobil yang masuk ke rumah Ferdy Sambo. Hanya saja belum diketahui siapa yang berada dalam mobil dan masuk ke rumah tersebut.

Selain Ferdy Sambo dan Richard, polisi juga menetapkan Brigadir RR alias Ricky Rizal dan KM sebagai tersangka.

Mereka berempat dijerat dengan pasal pembunuhan berencana dan terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara atau pidana mati.

Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto menyebut Ferdy Sambo, RR, dan KM dijerat dengan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana Subsider Pasal 338 Juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.

"Ancaman hukuman penjara maksimal 20 tahun atau pidana mati," kata Agus di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2022).

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya menyebut Ferdy Sambo telah ditetapkan tersangka dalam kasus ini. Penetapan tersangka dilakukan setelah diketahui fakta bahwa Bharada E alias Richard Eliezer menembak Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat atas perintah Ferdy Sambo.

"Timsus menemukan peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J yang menyebabkan J meninggal dunia yang dilakukan saudara RE atas perintah saudara FS," ungkap Listyo.

Sementara di sisi lain, Listyo menyebut Ferdy Sambo menggunakan senjata milik Brigadir J untuk menembak dinding-dinding di sekitar lokasi kejadian.

Hal ini dilakukannya sebagai upaya untuk merekayasa kejadian seakan-akan peristiwa tersebut merupakan peristiwa tembak menembak.

"FS melakukan penembakan dengan senjata milik saudara J ke dinding untuk membuat kesan seolah terjadi tembak menembak," bebernya.

"Timsus telah menetapkan saudara FS sebagai tersangka," imbuhnya.

Dalam kasus pembunuhan yang terjadi di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo ini, tim khusus bentukan Kapolri sebelumnya telah menetapkan dua orang tersangka. Keduanya, yakni Bharada E alias Richard Eliezer dan Brigadir RR alias Ricky Rizal.

Bharada E dijerat dengan Pasal 338 tetang Pembunuhan Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP Juncto Pasal 56 KUHP. Sedangkan, Brigadir RR dijerat dengan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana Subsider Pasal 338 Juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI