Suara.com - Beberapa bulan sebelum terjadinya peristiwa terbunuhnya Brigadir J, mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo sempat memberikan pernyataan soal anggota yang mencoreng citra Polri layak dipecat.
Pernyataan ini dikatakan Ferdy Sambo dengan meneruskan pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang ia sampaikan pada aaggotanya pada 3 Januari 2022 lalu.
"Pada pelaksanaan release Bapak Kapolri kemarin disampaikan oleh beliau bahwa beliau tidak akan segan-segan melakukan penegakan hukum yang tegas dan keras apabila anggota melakukan tindakan yang mencoreng nama baik institusi," kata Ferdy Sambo dalam video yang diunggah akun TikTok @polres_trenggalek dilansir Suara.com (10/8/2022).
Dalam video bertajuk Penekanan Kadiv Propam Polri itu pula Ferdy Sambo mengaku melaksanakan perintah Kapolri dengan melakukan penyelidikan secara obyektif terhadap anggota Polri yang melakukan pelanggaran pidana dan mencoreng nama baik institusi.
Baca Juga: Dimintai Keterangan oleh LPSK, Istri Ferdy Sambo Disebut Kurang Kooperatif
"Saya implementasikan itu dengan melaksanakan proses penyelidikan dan penegakan aturan secara obyektif khusus pelanggaran-pelanggaran masalah narkoba, asusila terhadap perempuan dan anak, atau perbuatan pidana yang bisa mencoreng nama baik institusi," lanjutnya.
Bahkan, Ferdy Sambo mengatakan tak segan memberi hukuman keras hingga pemecatan bagi anggota yang melakukan pelanggaran.
"Untuk itu saya perintahkan lakukan semua ini secara obyektif sehingga kita bisa melakukan penegakan secara tegas dan keras sampai dengan pemecatan," tegasnya saat itu.
Ia juga mengingatkan soal citra Polri yang harus dijaga dengan berperilaku baik.
"Masih banyak anggota yang berperilaku baik, masih banyak anggota yang berprestasi. Tapi dengan satu dua orang yang kemudian menyebabkan tercorengnya nama institusi kita sebagai garda terdepan yang menjaga citra Polri, kita lakukan penegakan secara tegas dan keras," lanjutnya.
Selang beberapa bulan setelah menyampaikan amanat itu di hadapan anggotanya, Ferdy Sambo justru menjadi tersangka atas kematian ajudannya sendiri yakni Brigadir J.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan status tersangka terhadap Ferdy Sambo pada Selasa (9/8/2022) atas perannya memerintahkan Bharada E menembak Brigadir J di rumah dinasnya sendiri di Duren Tiga pada 8 Juli lalu.
"Peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J yang mengakibatkan saudara J meninggal dunia, yang dilakukan saudara RE, atas perintah saudara FS," jelas Kapolri.
Tak hanya itu, Ferdy Sambo juga memanipulasi kejadian adu tembak dengan menggunakan senjata milik Brigadir J.
"Kemudian untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak menembak, saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik sodara J ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah telah terjadi tembak menembak," imbuh Listyo Sigit.
Atas pelanggaran itu, Ferdy Sambo dikenai pasal 340 dengan ancaman hukuman maksimal mati, 20 tahun penjara atau seumur hidup.
"Menurut perannya masing-masing, jerat pasal 340 subsider 338 juncto 55 dan 56 hukuman mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun," kata Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.