Suara.com - Polisi menangkap dan menetapkan Muhammad Syed sebagai tersangka penembakan berantai yang menewaskan dua orang di New Mexico. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan umat Muslim di sana.
Kepala Kepolisian Harold Medina menyebutkan penangkapan dan penetapan Syed sebagai tersangka dilakukan sehari setelah dia ditahan.
Menurut Harold, pihak berwenang telah membuntuti sebuah kendaraan yang diyakini terlibat dalam salah satu pembunuhan di kota terbesar di New Mexico.
"Pengemudi kendaraan ini telah ditahan. Dia adalah tersangka utama atas pembunuhan itu," katanya dalam postingan di media sosial.
Baca Juga: Penembakan Brutal di Parkiran Gereja di AS, 2 Orang Tewas dan Pelaku Bunuh Diri
Penyidik polisi menerima informasi petunjuk dari komunitas Muslim yang kemudian mengarahkan pada penangkapan Syed.
Polisi mengatakan pria berusia 51 tahun asal Afghanistan ini tiba di Amerika Serikat sekitar beberapa tahun lalu.
Motif dan hubungan antara Syed dan para korban, serta hubungan para korban satu sama lain masih belum jelas.
"Detektif menemukan bukti yang menunjukkan pelaku mengenal korban sampai batas tertentu. Konflik interpersonal mungkin menyebabkan penembakan," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Keluarga menunggu jawaban
Pembunuhan itu menarik perhatian Presiden Joe Biden, yang mengatakan serangan semacam itu "tidak memiliki tempat di Amerika."
Baca Juga: Tewaskan 10 Orang, Tersangka Penembakan Brutal di New York Mengaku Tak Bersalah
Kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas Muslim. Sejumlah warga mempertanyakan keselamatan mereka dan terpaksa membatasi kegiatannya.
Ketika diberitahu tentang pengumuman itu, Muhammad Imtiaz Hussain, saudara dari Muhammad Afzaal Hussain yang menjadi korban, mengaku merasa lega namun ingin mengetahui tentang tersangka dan motifnya.
"Ini memberi kami harapan bahwa kebenaran akan terungkap," katanya.
"Kita perlu tahu alasannya."
Syed didakwa atas pembunuhan Aftab Hussein, 41 tahun, dan Muhammad Afzaal Hussain, 27 tahun.
Polisi menyatakan selongsong peluru yang ditemukan di tempat kejadian perkara terkait dengan senjata yang ditemukan di rumah Syed.
Hussein terbunuh pada 26 Juli dan Hussain terbunuh pada 1 Agustus. Keduanya berasal dari Pakistan dan merupakan jamaah dari masjid yang sama.
Dua korban penembakan lainnya adalah Naeem Hussain, yang terbunuh pada 5 Agustus, dan Mohammad Zaher Ahmadi, 62 tahun, dari Afghanistan, terbunuh pada November.
Penyelidik menganggap Syed sebagai tersangka utama dalam dua penembakan terdahulu tapi belum menetapkan dakwaan dalam kasus-kasus itu.
Polisi menggeledah rumah Syed di Albuquerque saat mereka melihatnya pergi dengan mobil Volkswagen Jetta yang menurut penyelidik digunakan dalam setidaknya satu pembunuhan.
Petugas kemudian mengikutinya ke Santa Rosa, sekitar 177 kilometer sebelah timur Albuquerque, di mana mereka menghentikannya di lampu merah.
Polisi menyebut sejumlah senjata api ditemukan dari rumah dan mobil Syed, dan putranya juga telah diinterogasi namun dibebaskan.
Komunitas Muslim terguncang
Aneela Abad, sekretaris jenderal Islamic Center of New Mexico, menyebut warga Muslim terguncang akibat pembunuhan berantai, yang menurutnya diperparah oleh kebingungan dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
"Kami sangat terpukul dan masih berusaha memahami apa yang terjadi, bagaimana dan mengapa," katanya.
Menurut dia, warga memilih untuk tidak keluar rumah kecuali "benar-benar diperlukan," dan sejumlah mahasiswa Muslim bertanya-tanya apakah aman bagi mereka untuk tinggal di kota ini.
Masjid tersebut juga meningkatkan pengamanan.
Aneela menambahkan bahwa komunitas Syiah dan Sunni di New Mexico menjalani hubungan yang hangat selama ini.
"Komunitas Syiah selalu mendukung kami dan kami komunitas Sunni selalu mendukung mereka," katanya.
Sosok sopan dan ulet
Salah satu korban, Muhammad Afzaal Hussain, pernah bekerja sebagai petugas kampanye seorang anggota kongres setempat.
Afzaal ditemukan tewas setelah polisi menerima laporan terjadinya penembakan pada 1 Agustus. Polisi menolak untuk menjelaskan apakah pembunuhan itu dilakukan dengan cara yang mirip dengan kematian lainnya.
Politisi Partai Demokrat Melanie Stansbury mengeluarkan pernyataan yang memuji Afzaal sebagai salah satu orang yang paling sopan dan ulet yang pernah dikenalnya.
Dia mengatakan pegawai perencanaan kota ini "berkomitmen menciptakan ruang publik berfungsi untuk setiap orang."
Sebagai direktur tata guna lahan untuk Kota Española — lebih dari 137 km sebelah utara Albuquerque Afzaal Hussain bertugas memperbaiki kondisi dan inklusivitas bagi kaum minoritas yang kurang beruntung.
AP
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.