Suara.com - Institut Robert Koch (RKI) untuk penyakit menular pada Selasa (9/8/2022) menyatakan Jerman telah melaporkan kasus pertama cacar monyet (monkeypox) pada anak.
Berdasarkan laporan RKI, kasus cacar monyet tersebut menjangkit seorang anak perempuan berusia 4 tahun. Ia tinggal satu rumah dengan dua orang dewasa yang juga terinfeksi.
Sementara itu, minggu lalu Jerman mencatat dua kasus pertama cacar monyet yang menginfeksi kalangan remaja 15 dan 17 tahun.
Kasus-kasus tersebut terkait dengan wabah cacar monyet pada Mei yang melanda banyak negara di seluruh dunia, terutama di Eropa.
Baca Juga: Bisakah Orang Selain Komunitas Gay dan LGBT Tertular Cacar Monyet?
Sebanyak 2.982 kasus cacar monyet telah dilaporkan ke RKI, setelah dua setengah bulan kasus cacar monyet terdeteksi di Jerman.
Dalam wabah kali ini, "bukti terbaru menunjukkan bahwa penularan terjadi terutama dalam konteks aktivitas seksual... saat ini, terutama di antara pria yang melakukan kontak seksual dengan pria lain," kata RKI.
"Sejauh yang diketahui, sebagian besar dari mereka yang terdampak tidak mengalami sakit parah."
Menurut RKI, ancaman cacar monyet terhadap kesehatan masyarakat umum di Jerman dianggap rendah.
Namun, lembaga tersebut terus "memantau situasi dengan sangat cermat dan menyesuaikan penilaiannya dengan kondisi yang diketahui saat ini."
Baca Juga: Hits Kesehatan: Hotman Paris Alergi Sampo, ODHA Berisiko Kena Cacar Monyet?
“Untuk mencegah penyebaran virus cacar monyet dan menahan wabah, penting di awal vaksinasi untuk mendistribusikan vaksin dalam jumlah yang tersedia dengan manfaat terbaik,” kata
Komite Tetap Vaksin (STIKO) Jerman baru-baru ini menekankan pentingnya pendistribusian vaksin sesuai persediaan di tahap awal vaksinasi untuk mencegah penyebaran virus cacar monyet dan meredam wabah.
STIKO mengatakan bahwa 40 ribu dosis vaksin Jynneos yang ada saat ini tidak mencukupi.
Pemerintah Jerman telah memerintahkan pengiriman tambahan 200 ribu dosis vaksin pada kuartal ketiga. [ANTARA/OANA]