Suara.com - Beredar di WhatsApp, video yang menunjukkan seekor burung yang tengah bersiap untuk terbang dari pinggir tebing.
Dalam narasi yang menyertai video, disebutkan bahwa burung tersebut merupakan burung garuda. Sehingga orang yang melihat video tersebut sangatlah beruntung, karena bisa melihat burung yang selama ini menjadi lambang negara.
"Anda beruntung bisa melihat walau cuma video dan simpan untuk dokomentasi ya. Karena burung garuda yang lambang negara ini sangat langka dan semua orang menganggap mitos. Tidak ada burung yang suka melebarkan sayapnya 24 jam. Sangat gagah, ditakuti semua burung di dunia ini. Rajanya burung," narasi dalam unggahan di WhatsApp.
Video tersebut disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa burung dalam video tersebut adalah burung garuda yang terlihat di daerah hutan Gunung Penanggungan, Jawa Timur.
Baca Juga: CEK FAKTA:Tersebar Kabar Suami Laporkan Istri ke Polisi Usai Tidak Diizinkan Memancing, Benarkah?
"Ternyata burung garuda bukan hanya mitos atau dongeng. Dalam cerita Ramayana, dia adalah Jatayu. Burung yang sangat jarang menampakkan dirinya. Tapi baru-baru ini, garuda telah menampakan dirinya di daerah Hutan Gunung Penanggungan, Jawa Timur," narasi lain dalam video.
Lalu, benarkah klaim tersebut?
Penjelasan
Melalui penelusuran Turnbackhoax.id--jaringan Suara.com, dapat diketahui informasi bahwa burung yang ada di dalam video tersebut bukan burung garuda.
Faktanya, burung yang ada di dalam video tersebut merupakan seekor burung Andean condor yang baru dikembalikan ke alam liar dari penangkaran di Catamarca, Argentina.
Baca Juga: Brimob Jatim Diturunkan ke Mulyorejo, Perbatasan Jember-Banyuwangi Dijaga Ketat
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna "Silvana V Andrade".
Silvana sendiri merupakan pendiri ANDA, sebuah organisasi pencinta hewan di Argentina.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka video yang merekam penampakan burung garuda yang tengah bersiap terbang di Gunung Penanggungan, Jawa Timur, tersebut salah.
Unggahan tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan atau hoaks.