Suara.com - Agresi pasukan Israel ke Gaza kian membabibuta sejak Jumat (5/8/2022) lalu. Puluhan orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan tersebut. Israel melakukan serangan yang diklaim sebagai "pre-emptive" ke Gaza untuk mengantisipasi serangan dari kelompok Jihad Islam Palestina setelah salah satu pimpinannya, Bassam Al-Saadi, ditangkap Israel dalam sebuah razia di Tepi Barat.
Serangan ditujukan ke sebuah apartemen di Gaza, tempat tinggal pimpinan Jihad Islam yang lain, Tayseer Al-Jabari. Bahkan, pasukan Israel juga tak gencar untuk menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa hingga menuai kutukan keras dari negara-negara Muslim. Simak berikut sejumlah faktanya.
1. Pernyataan Perdana Menteri Israel
Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyebut kelompok Jihad Islam Palestina itu sebagai kelompok proksi Iran yang hendak menghancurkan negara Israel. Yuk simak fakta serangan Israel ke Jalur Gaza berikut ini.
Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan perlu meluncurkan operasi pendahuluan (preemtif) terhadap Jihad Islam Palestina karena kelompok itu merencanakan serangan setelah berhari-hari terjadi ketegangan di sepanjang perbatasan dengan Gaza.
2. Awal Mula Ketegangan
Ketegangan itu dimulai setelah pasukan Israel menangkap Bassam al-Saadi, komandan Jihad Islam di Tepi Barat, pada Senin dalam serangan di kota Jenin. Dalam serangan ini, seorang remaja Palestina tewas.
Kemudian pasukan Israel pada Jumat mengebom gedung apartemen di pusat Kota Gaza sampai menewaskan Tayssir al-Jabari, komandan utara Jihad Islam. Setidaknya ada sembilan lainnya yang tewas, termasuk seorang gadis berusia lima tahun dan seorang wanita berusia 23 tahun.
3. Israel Melumpuhkan Pembangkit Listrik
Baca Juga: Delegasi PBB Tiba Di Gaza Tak Lama Usai Gencatan Senjata
Israel menghentikan transportasi bahan bakar yang direncanakan ke Gaza sesaat sebelum melancarkan serangannya. Mereka juga melumpuhkan pembangkit listrik satu-satunya di wilayah itu dan mengurangi pasokan listrik menjadi sekitar empat jam per hari.