Suara.com - Mari kita ingat bersama-sama sejarah konferensi Asia Afrika. Dikutip dari factsofindonesia.com, Konferensi Asia Afrika dulunya diadakan oleh lima negara seperti Myanmar, Sri Lanka, India, Pakistan, dan termasuk Indonesia. Koordinator konferensi ini adalah Sunario sebagai kementerian luar negeri Indonesia.
Konferensi Asia Afrika dihadiri oleh 29 negara untuk membahas keprihatinan mereka tentang perang dingin yang dapat mempengaruhi negara mereka. Adapun bagi Indonesia, Soekarno selaku presiden saat itu tengah prihatin dengan kontradiksi dengan Belanda terhadap Irian barat.
Itulah sebabnya konferensi ini penting bagi Indonesia. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang sejarah Konferensi Asia Afrika, mari kita sama-sama baca kembali latar belakang sejarah, tujuan, dan hasil konferensi Asia Afrika.
1. Latar Belakang Sejarah Konferensi Asia Afrika
Baca Juga: AAYG Jadikan Museum Konferensi Asia Afrika Sebagai Tempat Pertemuan
Latar belakang konferensi Asia – Afrika yang didahului dengan persidangan Bogor pada tanggal 28 – 29 Desember 1954. Sidang ini digelar di Bogor yang didahului sebagai konferensi Asia – Afrika dan konferensi Kolombo.
Sebelum persidangan Bogor, pada 23 Agustus 1953, Ali Sastroamijoyo selaku perdana menteri dari Indonesia mengemukakan pentingnya kerja sama antara beberapa negara di Asia dan Afrika bagi perdamaian dunia.
Konferensi Asia Afrika adalah cerminan dari keprihatinan mereka tentang kolonialisme barat antara Amerika dan Cina. Selain itu, ada perang dingin dan konflik Rusia yang dapat mempengaruhi beberapa keputusan penting di negara Asia itu.
Konferensi Asia Afrika juga membahas kebebasan Aljazair dari Prancis, Irian barat dari Belanda, dan rekonsiliasi antara Cina dan Amerika. Konferensi ini dibangun untuk membuat daerah Asia lebih kuat dari sebelumnya.
Pada Desember 1954, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengukuhkan Irian Barat yang sudah ditempatkan di majelis untuk Indonesia pada tahun 1955 berikutnya. Pada saat yang sama, deklarasi tentang Konferensi Asia Afrika juga keluar sebagai sejarah singkat Bandung Indonesia.
Baca Juga: Inilah Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia yang Jarang Diketahui
2. Tujuan Konferensi Asia Afrika
Tujuan Konferensi Asia Afrika adalah untuk menyatukan kerja sama memerangi kolonialisme. Pada tahun 1955, sebagian besar negara masih berjuang melawan kebebasan mereka di antara Soviet, Amerika Serikat, dan imperialis lainnya.
Itulah sebabnya beberapa negara mencapai kebebasan mereka mencoba membantu mereka yang masih diserang. Konferensi ini sangat membantu seperti membantu Aljazair untuk mendapatkan kebebasan mereka dari Prancis dan membantu Indonesia dengan kasus Irian barat melawan Belanda sebagai bagian dari sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.
Selain kebutuhan politik, aspek budaya dan ekonomi juga menjadi tujuan lain dari konferensi tersebut. Setiap negara akan mempromosikan ekonomi dan budaya Asia-Afrika untuk membuat kerja sama yang hebat.
3. Hasil Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka pada tahun 1955 memiliki hasil penting yang mengacu pada piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebut saja Dasasila Bandung yang mengikuti aturan-aturan di bawah ini.
- Penghormatan terhadap hak asasi manusia dasar serta tujuan dan prinsip yang terkandung dalam piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
- Penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial semua negara
- Mengakui kesetaraan semua kelompok etnis dan kesetaraan semua bangsa, besar dan kecil
- Jangan campur tangan atau ikut campur dalam masalah domestik negara lain
- Menghormati hak setiap negara untuk membela diri secara individu atau kolektif sesuai dengan Piagam PBB
- Jangan gunakan aturan pertahanan kolektif untuk bertindak demi kepentingan khusus satu kekuatan besar dan jangan melakukannya terhadap negara lain
- Jangan mengambil tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
- Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara damai, seperti negosiasi, perjanjian, arbitrase (penyelesaian masalah hukum), atau cara damai lainnya, sesuai dengan pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
- Mempromosikan kepentingan dan kerja sama bersama
- Menghormati hukum dan kewajiban internasional
4. Dampaknya
Keputusan akhir Konferensi Asia Afrika menggarisbawahi perlunya negara-negara berkembang untuk melonggarkan ketergantungan ekonomi mereka. Mereka memutuskan negara-negara industri terkemuka dengan memberikan bantuan teknis satu sama lain melalui pertukaran para ahli.
Selain itu, untuk beberapa negara yang paling terkemuka akan memberikan beberapa bantuan teknis untuk proyek-proyek pembangunan, serta pertukaran pengetahuan teknologi, cara dan kelembagaan, pelatihan dan penelitian regional.
Pada tahun 2005, ketika konferensi mencapai sekitar 50 tahun komite berusaha untuk mengumpulkan pertemuan baru Konferensi Asia Afrika. Pada saat itu, konferensi harus menghasilkan kemitraan strategis Asia - Afrika (NAASP) yang baru. Mereka percaya bahwa konferensi akan membawa masa depan terbaik bagi mereka.
Pada tahun 2015, sebagai pertemuan ketiga dan konferensi yang mencapai 60 tahun, Konferensi Asia Afrika diadakan lagi di Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 89 kepala negara/pemerintahan dari 109 negara di Asia dan Afrika, 17 negara pengamat, 20 organisasi internasional, dan 1.426 perwakilan media dalam dan luar negeri. Konferensi ini menghasilkan NAASP baru yang lebih kuat, Pesan Bandung, dan deklarasi kemerdekaan Pakistan.
Jadi, ada uraian singkat tentang konferensi Asia – Afrika yang diadakan di Bandung, Indonesia. Konferensi ini memiliki dampak besar pada apakah untuk negara berkembang atau yang maju.
Bagi Indonesia, hal itu dapat membuat persatuan besar dari budaya dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal itu membuat hubungan antara nilai budaya Indonesia dengan negara-negara Asia lainnya menjadi lebih kuat dalam banyak aspek.
Demikian itu sejarah Konferensi Asia Afrika serta tujuan digelarnya. Semoga dapat dimengerti.
Kontributor : Mutaya Saroh