Suara.com - Untuk mengatasi bencana alam hujan es yang melanda sejumlah kampung di Distrik Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Ridwan Rumasukun dan Penjabat (Pj.) Bupati Lanny Jaya Petrus Wakerkwa turun langsung kepada masyarakat.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi dampak bencana tersebut, dengan melibatkan tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lanny Jaya.
Petrus Wakerkwa menjelaskan, hujan es merupakan fenomena alam yang terjadi dalam kurun waktu 15 tahun atau 6 tahun sekali. Setelah adanya gejala alam yang menandakan bakal terjadi bencana tersebut, sebulan sebelum bencana tiba, pemerintah daerah (pemda) melakukan langkah-langkah penanganan dini.
Hal ini salah satunya dengan mendistribusikan logistik bagi masyarakat di Distrik Kuyawage, Distrik Wano Barat, dan Distrik Goa Balim.
Baca Juga: Pentingnya Penerapan Indeks Kepemimpinan untuk Tingkatkan Kinerja Pemimpin Daerah
Selanjutnya, usai menerima laporan mengenai kejadian bencana hujan es pada Senin (18/7/2022) dari masyarakat Distrik Kuyawage, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lanny Jaya membentuk tim keesokan harinya. Tim kemudian diberangkatkan ke lokasi terdampak untuk melakukan penanganan.
“Pada Kamis, tanggal 21 Juli 2022, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya telah mengirimkan dan menyalurkan bantuan ke lokasi terdampak berupa beras sebanyak 9,8 ton dan sembako lainnya, yang cukup untuk sementara dipakai warga yang terdampak,” tulis Wakerkwa, dalam Surat Nomor 131/302/BUP/2022 perihal Laporan Kejadian Bencana Alam.
Pemkab Lanny Jaya juga menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Alam Embun Beku dan Hujan Es di Distrik Kuyawage, yang berlaku pada 25 Juli hingga 25 Oktober 2022.
Selain dari Pemda setempat, bantuan juga diperoleh dari Kementerian Sosial (Kemensos) pada 19 hingga 20 Juli 2022. Pemkab Lanny Jaya bersama tim dari Kemensos menyalurkan bantuan tersebut kepada masyarakat terdampak.
Selanjutnya, pada 4 Agutus 2022, Pemkab Lanny Jaya mengirimkan tim kesehatan ke lokasi bencana. Tim itu berisi 11 orang yang terdiri dari 1 orang dokter dan 10 tenaga kesehatan lainnya. Kemudian dibentuk pula Posko Tanggap Darurat Bencana di Bandara Tiom yang dikomandani oleh Wakerkwa.
Baca Juga: Wamendagri Ajak Generasi Papua Bersatu Wujudkan Keadilan Sosial
“Pada Senin, tanggal 8 Agutus 2022, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya akan menyalurkan bantuan lanjutan berupa beras sebanyak 10 ton dan sembako lainnya ke lokasi terdampak bencana,” tulis Wakerkwa.
Diketahui, bencana alam tersebut mengakibatkan ratusan masyarakat kehilangan bahan makanan. Kondisi kesehatan mereka juga menurun akibat mengonsumsi makanan yang sudah mengandung zat yang membahayakan tubuh.
Berdasarkan laporan masyarakat Distrik Kuyawage pada 18 Juli 2022, bencana tersebut berdampak terhadap 548 kepala keluarga yang meliputi 2.740 jiwa. Selain itu, empat orang dilaporkan meninggal dan 61 orang mengalami diare. Namun berdasarkan penelusuran tim, satu dari empat yang meninggal tersebut karena memiliki penyakit bawaan.
“Sehingga yang meninggal berjumlah 3 balita, dan tidak benar diberitakan 4 orang meninggal dunia,” ujarnya.
Namun, pada saat rombongan Pemda dan Kemensos tiba di lokasi, rombongan mendapat informasi dari tim medis ihwal adanya ibu hamil yang mengalami gangguan persalinan. Tim kemudian bergerak mengevakuasi pasien tersebut ke RSUD Wamena menggunakan transportasi udara. Namun sayangnya, pada 5 Agustus 2022, pasien tersebut dikabarkan telah meninggal dunia.
“Jumlah orang meninggal pasca-bencana sampai hari ini (Minggu) 7 Agustus 2022 berjumlah 4 orang,” tulis Wakerkwa.