Secara strategis, hal yang lebih masuk akal bagi Tiongkok adalah tetap bersabar. Para ahli memperkirakan bahwa China harus menunggu sampai keseimbangan militer lebih menguntungkan Beijing sebelum mempertimbangkan opsi penyatuan paksa.
Lin, asisten profesor, juga percaya bahwa memulai perang adalah pilihan terakhir bagi China. Dia menekankan bahwa menyatukan pulau itu secara damai dengan daratan adalah pilihan yang disukai Beijing.
Permusuhan Taiwan dan China Sudah Menjadi Rutinitas
Terlepas dari sejarah, kenapa taiwan dan china bermusuhan, rakyat Taiwan tampaknya tidak terlalu khawatir tentang situasik eskalasi militer yang konon tidak disengaja antara kedua belah pihak ini.
"Provokasi China sudah jelas. Sepertinya tetangga Anda menembaki halaman belakang Anda - saya tidak takut tetapi merasa marah," kata Joyce Huang yang berusia 36 tahun kepada DW.
Dia menambahkan, semakin banyak jet tempur yang dikirim China, semakin banyak permusuhan yang akan dirasakan orang Taiwan.
Orang-orang di Taiwan telah terbiasa dengan China yang mementaskan latihan militer di sekitar pulau itu sejak Tsai Ing-wen menjabat pada 2016.
"Ini sudah menjadi rutinitas. Mereka biasanya memberikan 'pertunjukan' selama hari-hari besar. Saya tidak takut karena itu terlalu sering terjadi," kata Huang.
Lalu, Seorang wanita Taiwan paruh baya mengatakan dia berharap Taiwan dan China akan dapat rukun satu sama lain dengan damai. "Kita tidak perlu mencari kemerdekaan, tetap saja status quo," katanya.
Baca Juga: Situasi di Taiwan Dan China Bisa Berubah Cepat, Nasib WNI Terancam
Sung, pakar hubungan China-Taiwan, mengatakan Rakyat Taiwan sudah terbiasa dengan jenis provokasi militer China intensitas rendah ini.