Rekor jumlah penerbangan militer China di dekat Taiwan selama sepekan terakhir menunjukkan bahwa Beijing siap untuk meningkatkan tekanan pada kepemimpinan Taiwan. Song Yu-Ning, seorang editor senior di majalah Defence International mengatakan kepada DW bahwa kegiatan militer China dimaksudkan untuk menekan Taipei.
"Kami tidak tahu alasan di baliknya, tetapi intensitas latihan militer dapat meningkatkan kemungkinan insiden yang akan memulai perang," katanya, memperingatkan bahwa Taiwan harus berhati-hati dalam menanggapi provokasi Beijing.
Namun, beberapa ahli mengatakan risiko bahwa ketegangan terbaru bisa berputar di luar kendali tetap rendah.
"Kita seharusnya tidak hanya fokus pada jumlah pesawat, tetapi jenis jet tempur," ungkap Lin Ying-yu, asisten profesor urusan Asia-Pasifik di Sun Yat-sen University, kepada DW.
Misalnya, jika PLA mengirim KJ-500, pesawat terbang peringatan dini dan kontrol udara generasi ketiga, ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, itu bisa "mengkhawatirkan, tetapi masih terlalu sewenang-wenang untuk mengatakan dari tanda-tanda ini apakah Tiongkok akan menyerang Taiwan," ungkap Lin.
Taiwan bukan masalah mendesak bagi Beijing?
Wen-Ti Sung, seorang dosen Studi Taiwan di Australian National University, mengatakan kepada DW bahwa China saat ini tidak memiliki kemampuan militer atau kemauan politik untuk melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Taiwan.
Dia mengatakan Taiwan adalah masalah penting, tetapi bukan masalah yang mendesak bagi China.
Sung menambahkan bahwa kepemimpinan China saat ini lebih fokus pada penanganan masalah domestik seperti pleno keenam Komite Sentral Partai Komunis China ke-19 yang akan datang.
Baca Juga: Situasi di Taiwan Dan China Bisa Berubah Cepat, Nasib WNI Terancam
Selain itu, China juga bakal menggelar kongres partai ke-20, yang akan menyegel kesepakatan itu dengan presiden Xi Jinping. "Juga, tujuan ekonomi 'kemakmuran bersama' adalah prioritas," kata Sung.