Suara.com - Naik angkutan umum di DKI Jakarta sekarang lebih mudah, aman, dan nyaman. Jadwal keberangkatan, rute, jenis angkutan, hingga tarif bisa diketahui melalui aplikasi JakLingko. JakLingko adalah sebuah sistem transportasi publik terintegrasi yang dikembangkan Pemprov DKI Jakarta. Dalam pembangunan dan penataan sistem transportasi ini, Pemprov DKI berorientasi pada transit (Transit Oriented Development/TOD).
Dengan begitu, masyarakat tak perlu lagi kesulitan untuk bermobilitas dari satu tempat ke tempat lain. Hampir semua transportasi umum di Jakarta kini sudah saling tersambung, dari Transjakarta, MRT, LRT, angkot/feeder Mikrotrans, hingga KRL Commuter Line. Saat ini, sudah ada 6 lokasi integrasi MRT dan Transjakarta, 13 lokasi integrasi KRL dan Transjakarta, 2 lokasi integrasi LRT dan Transjakarta, serta 3 lokasi integrasi multimoda.
Kehadiran transportasi terintegrasi ini sangat dirasakan manfaatnya oleh warga dalam bermobilitas. Bukan hanya warga Jakarta, transportasi terintegrasi ini pun dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar Jakarta. Salah satunya Heydi Ruth Larashandy (22), seorang warga Pondok Gede, Bekasi. Heydi adalah seorang guru yang mengajar di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Setiap berangkat mengajar, dia selalu naik transportasi umum, yakni bus Transjakarta dan Mikrotrans JAK112 Terminal Tanah Merah-Pulo Gadung. Heydi mengaku, telah menggunakan Mikrotrans sejak diluncurkan sekitar dua tahun lalu, sebelum pandemi Covid-19. Menurut dia, naik Mikrotrans membuatnya bisa menghemat biaya transportasi.
Sewaktu belum ada Mikrotrans, ongkos transportasi yang harus dikeluarkannya mencapai Rp23.000-47.000 setiap hari. Biaya ini dikeluarkan untuk membayar bus Transjakarta PP Rp7.000, kemudian naik angkot PP yang berbayar Rp16.000, atau naik ojek PP bertarif Rp40.000 dari Pulogadung ke sekolah ataupun sebaliknya.
"Semenjak ada Mikrotrans, saya dari rumah di Pondok Gede, Bekasi, berangkat kerja untuk mengajar ke sekolah di Kelapa Gading, hanya mengeluarkan ongkos Rp7.000. Ongkos itu pun untuk naik Transjakarta pulang-pergi (PP), karena naik Mikrotrans-nya itu gratis," tuturnya.
Heydi mengaku puas dengan pelayanan Mikrotrans sejauh ini. Pasalnya, meski sama seperti angkot, Mikrotrans lebih bersih, nyaman, dan aman. Menurutnya, naik Mikrotrans lebih aman dibandingkan naik angkot biasa. Hal ini lantaran Mikrotrans dilengkapi dengan fasilitas CCTV. Selama naik Mikrotrans, dia belum pernah melihat insiden pencopetan.
Sopir Mikrotrans Tak Pusing Kejar Setoran
Program transportasi terintegrasi yang dijalankan Pemprov DKI Jakarta ternyata bukan hanya memudahkan warga dalam bermobilitas, melainkan juga berkah bagi pengemudi. Mayoritas pengemudi mengaku senang dengan sistem baru ini. Pasalnya, mereka tak perlu stres mencari penumpang untuk mengejar setoran yang sudah dipatok oleh pemilik kendaraan.
Baca Juga: Mudah Bertransportasi dengan Kartu dan Aplikasi JakLingko
"Sekarang enaknya enggak usah mikirin setoran, enggak mikirin bensin juga. Kalau sekarang itu dibayarnya per kilometer. Jadi sebulan itu biasanya bisa dapat duit sekitar Rp4,1 juta," ujar Egi, salah seorang pengemudi Mikrotrans.