Suara.com - Gunung Krakatau yang terletak di Selat Sunda kembali mengalami erupsi pada Rabu (4/8/2022). Erupsi terjadi beberapa kali dengan kolom abu mencapai 700 meter di atas puncak.
Lantas apa beda erupsi dengan gunung meletus? Berikut penjelasannya.
Erupsi dan meletus hanya berbeda dalam istilah penyebutan saja. Keduanya memiliki arti bahwa aktivitas gunung berapi dalam mengeluarkan material di perut bumi. Material tersebut adalah lava, abu, dan gas, serta material lainnya.
Adanya pergerakan magma karena kuatnya tekanan gas dari dalam bumi secara terus menerus. Tekanan yang terjadi terus menerus ini mendorong magma keluar.
Baca Juga: Warga Dilarang Mendekat Dalam Radius 5 Kilometer, Gunung Anak Krakatau Meletus 3 Kali
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, erupsi artinya letusan gunung api, semburan sumber minyak dan uap panas. Terdapat 2 macam erupsi yakni erupsi eksplosif dan erupsi efusif.
Erupsi eksplosif adalah erupsi yang ditandai dengan adanya suara keras. Suara tersebut seperti dentuman keras. Dentuman ini menyebabkan masyarakat sering menyebutnya dengan gunung meletus.
Erupsi tersebut disertai tekanan tinggi yang membuat material terlontar ke angkasa. Kerusakan yang ditimbulkan pun meluas dan banyak.
Sedangkan erupsi yang kedua yakni erupsi efusif. Erupsi efusif yang ditandai dengan adanya magma atau lava meleleh. Erupsi ini berbahaya karena lelehan lava dapat keluar dengan kecepatan tinggi dan sangat panas.
Suhu lava diperkirakan mencapai 648 derajat celcius. Laval ini dapat menghancurkan pemukiman dan menghilangkan nyawa makhluk hidup.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Meletus, Ketinggian Kolom Abu Teramati 1.657 Meter
Selain itu, terdapat tiba-tipe erupsi, yakni erupsi pusat yang erupsinya keluar dari kawah utama, erupsi samping yakni erupsi yang keluar dari lereng tubuh gunung. Erupsi celah yakni erupsi yang keluar dari retakan atau celah kecil yang memanjang dari dalam gunung.
Erupsi lainnya yakni erupsi eksentrik atau samping, erupsi ini magmanya keluar dari sumber magma. Erupsi juga memiliki berbagai tipe kekuatan erupsi yakni tipe hawaiian yang semburannya lava pijar dan diikuti lelehan lava pada celah.
Kedua, tipe strombolian yang mirip dengan erupsi hawaiian tetapi lava pijar yang dangkal. Ketiga yakni tipe plinian yang sangat eksplosif dengan material berupa batu apung.
Keempat yakni sub plinian yang menyebabkan kubah lava riolitik. Kelima yakni tipe ultra plinian yang menghasilkan endapan batu apung yang banyak. Keenam yakni tipe vulkanian yang melontarkan bongkahan vulkanik di sekitar kawah dan permukaannya retak.
Ketujuh yakni tipe surteyan dan freatoplinian yang merupakan erupsi bawah tanah ata gunung apid engan danau kawah.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma