Terima Keterangan Terkait Kematian Brigadir J dari Polisi, Komnas HAM Tegaskan Tidak Telan Mentah-Mentah

Rabu, 03 Agustus 2022 | 16:23 WIB
Terima Keterangan Terkait Kematian Brigadir J dari Polisi, Komnas HAM Tegaskan Tidak Telan Mentah-Mentah
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik bakal menguji semua keterangan dan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan ke sejumlah pihak terkait kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memastikan bakal menguji semua keterangan dan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan ke sejumlah pihak terkait kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J. Peristiwa itu sendiri terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) lalu.

Ketua Komisioner Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, menegaskan mereka tidak akan terpaku pada keterangan yang sudah diterima timnya. Semua keterangan akan diuji dengan data pembanding. Termasuk klaim polisi yang menyebut kamera CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo dalam keadaan rusak.

"Tidak kalah pentingnya memastikan rusaknya CCTV atau tidak berfungsinya CCTV di rumah itu seperti apa? Apa sebabnya kan itu perlu diketahui," kata Taufan saat ditemui wartawan di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2022).

Selain itu keterangan dari ajudan Ferdy Sambo Riki dan Bharada E yang mendengar teriakan dari Putri (istri Ferdy Sambo) sesaat sebelum baku tembak juga bakal diuji kebenarannya.

Baca Juga: Bareskrim Periksa Saksi TKP dan Ahli Kriminologi Terkait Kasus Penembakan Brigadir J di Rumah Ferdy Sambo

"Menurut dia, itu kan keterangan satu pihak. Dia mendengar teriakan, kami enggak bisa begitu saja menerima kita harus kroscek lagi dengan bukti-bukti lain," kata Taufan.

Penampakan lima ajudan Irjen Ferdy Sambo usai menjalani pemeriksaan kasus Brigadir J di Komnas HAM. (Suara.com/Yaumal)
Penampakan lima ajudan Irjen Ferdy Sambo usai menjalani pemeriksaan kasus Brigadir J di Komnas HAM. (Suara.com/Yaumal)

Terkait pelecehan seksual yang diduga dilakukan Brigadir J terhadap Putri juga menjadi perhatian Komnas HAM. Dugaan tersebut kebenaranya bakal ditelusuri. Namun yang menjadi saksi kuncinya hanya Putri.

"Makanya soal peristiwa pelecehan seksual itu yang bisa memberikan keterangan hanya Bu Putri, Yosua (Brigadir J) sudah meninggal. Bharada E dan Ricky dia hanya mendengar teriakan. Dia tidak tahu mengapa terjadi teriakan itu, disitu missing link (mata rantai yang hilang) yang harus kita cari dengan alat-alat bukti yang lain untuk bisa memastikan apa sesungguhnya yang terjadi," papar Taufan.

"Jadi jangan dikembangkan spekulasi macam-macam ya. Ini saja fokus untuk mencari kebenaran material itu disini," sambungnya.

Dugaan Pelecehan Seksual

Baca Juga: Tragedi Penembakan Brigadir J, Mahfud MD: Logika Publik Cerdas

Brigadir J sebelumnya tewas ditembak oleh Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB. Brigadir J merupakan sopir istri, Ferdy Sambo. Sedangkan, Bharada E merupakan ajudan daripada Ferdy Sambo.

Tiga hari setelah kejadian, Ramadhan menyebut Bharada E menembak Brigadir J karena diduga melecehkan istri Kadiv Propam.

"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata,” kata Ramadhan dalam keterangannya, Senin (11/7/2022) malam.

Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J. (Tangkap Layar/Youtube Mixproduction29)
Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J. (Tangkap Layar/Youtube Mixproduction29)

Sebelum terjadi penembakan, kata Ramadhan, Bharada E mendengar istri Kadiv Propam berteriak. Dia menuju sumber teriakan tersebut yang berasal dari kamar istri Kadiv Propam.

Ketika itu, Bharada E mendapati Brigjen J yang panik melihat kedatangannya. Sampai pada akhirnya, Ramadhan menyebut Brigjen J melesatkan tembakan ke arah Bharada E.

"Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali, Bharada E membalas mengeluarkan tembakan sebanyak 5 kali,” tutur Ramadhan.

Saat peristiwa ini terjadi, Ferdy Sambo diklaim Ramadhan sedang tidak berada di rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI