Suara.com - Super Garuda Shield (SGS) tahun 2022 resmi dimulai. Pelatihan militer itu melibatkan 4.337 personel dari 13 negara di dunia.
"Latihan tahun sebelumnya hanya diikuti dua negara, saat ini diikuti 13 negara," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Pusat Latihan Tempur di Baturaja, Sumatera Selatan, Rabu (3/8/2022).
Sejumlah negara yang mengirim personel militer terbesar yakni Indonesia dengan 3.455 personel yakni Angkatan Darat 1.995 personel, Angkatan Laut 704 personel dan Angkatan Udara 756 personel.
Selanjutnya, Amerika Serikat sebanyak 1.337 personel, Australia dengan 91 personel, Jepang sebanyak 110 personel dan Singapura 52 personel. Beberapa negara peserta lainnya mengirimkan dibawah sepuluh personel yang bertindak sebagai pengamat.
Senjata dan alutsista yang digunakan selama pelatihan yakni TNI (AV-LMU (Astros), AV-RMD, AV- PCC, AV-Meteo, AV-UCF, AV-OFVE, Meriam 105 KH 178, Reo, HELI AH-64 Apache, Heli Bell 412, Heli HS 1311, KRI Makassar 590, KRI Bung Tomo 357, KRI John Lie 358, KRI Frans Kaisiepo 368, BMP-3F, Armoured Amphibious Vehicle (LVT-7), Boeing 737 dan F-16.
Sementara dari Amerika Serikat yakni Himars, Meriam 105 M119, Heli AH-64 Apache, Heli UH-60 Blackhawk, Drone RQ-7 Shadow, Radar Q 50, USS Charleston (LCS-18), USS Green Bay (LPD- 20), Landing Craff Air Cushion (LCAC).
Selanjutnya Singapura denvan RSS Resolution-208, RSS Supreme-73), P-8 Posiedon, SAF C 130 –J dan Meriam Caesar.
Latihan gabungan bersama Super Garuda Shield tahun 2022 dilaksanakan pada 1-14 Agustus 2022 di tiga lokasi berbeda yakni Pusat Latihan Tempur di Baturaja, Pusat Latihan Tempur Marinir di Dabo Singkep dan Pusat Latihan Tempur di Amborawang.
Sebanyak 13 negara berpartisipasi dalam latihan bersama itu, termasuk Indonesia. Negara yang terlibat yakni Amerika Serikat, Australia, Jepang, Malaysia, Singapura, Papua Nugini, Korea Selatan, India, Timor Leste, Kanada, Prancis, Inggris.
Baca Juga: Ustaz Derry Sulaiman Kritik Sikap Buruk Gus Samsudin saat Sambut Pesulap Merah: Tak Beradab!
SGS 2022 adalah latihan bersama tahunan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Komando Indo-Pasifik AS (INDOPACOM) yang dirancang untuk memperkuat interoperabilitas, kemampuan, rasa saling percaya, dan kerja sama yang telah dibangun dari pengalaman bersama selama beberapa dekade serta menciptakan komunikasi antar personel antar negara dalam suatu operasi latihan.