
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTT melalui PT Flobamor memang diketahui akan mengelola tiket masuk ke Pulau Komodo. Di mana @aereka akan mendominasi sektor hulu dan hilir pariwisata di Pulau Komodo.
Dalam video yang sama, pelaku pariwisata di Labuan Bajo juga sepakat untuk melakukan aksi mogok selama satu bulan. Aksi ini dilakukan sebagai sebuah bentuk protes atas kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Di sisi lain, kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo dinilai akan berdampak pada seluruh destinasi wisata lain di Labuan Bajo dan juga di seluruh wilayah Flores.
Pasalnya, para wisatawan yang datang sudah pasti akan menilai dan akan menyampaikan kepada kenalan mereka di negara lain atau di Indonesia untuk tidak perlu datang ke Labuan Bajo. Jika benar terjadi, maka sudah pasti juga akan berdampak pada ekonomi masyarakat di Labuan Bajo.
Banyak Wisatawan yang Batalkan Kunjungan
Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT mencatat, ada lebih dari 10 ribu wisatawan domestik dan mancanegara yang membatalkan kunjungannya ke Labuan Bajo. Ini merupakan dampak kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo.
Salah satu hotel bintang lima di Labuan Bajo dikabarkan kehilangan 600 kamarnya karena wisatawan membatalkan kunjungan mereka. Belum lagi pembatalan yang dilakukan terhadap travel agent, kapal-kapal, dan hotel-hotel yang lain, yang jumlahnya sangat banyak.
Pembatalan tersebut diketahui dilakukan bukan pada saat adanya aksi mogok massal pelaku wisata di Labuan Bajo, akan tetapi sudah dilakukan semenjak adanya isu kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Baca Juga: Wisatawan Mancanegara Akui Keberatan dengan Kenaikan Tiket Labuan Bajo: Terlalu Mahal