Pertama, pastikan ukuran akuarium cukup besar untuk ruang gerak ikan red devil karena mereka adalah perenang yang aktif. Disarankan untuk memilih akuarium dengan ukuran 180x70x70 cm atau lebih. Selain itu perhatikan juga suhu dan tingkat keasaman air akuarium. Usahakan temperatur air berada di kisaran 21–26 derajat Celsius dan pH 6–8.
4. Termasuk Ikan Agresif
Nama red devil disematkan bukan karena warna tubuhnya melainkan perilaku agresifnya. Tak jarang si setan merah ini mengejar ikan lain sekadar untuk "olahraga", menggigit ekor hingga membunuh mereka. Dikarenakan perilakunya yang ganas, penghobi ikan hias lebih sering menempatkan red devil di tempat terpisah dari spesies lain.
Ikan red devil ini pun tetap menunjukkan sifat agresif pada sesamanya, kecuali dengan pasangannya. Jadi untuk mencegah pertikaian antar red devil yang belum kawin, sediakan banyak tempat bersembunyi di akuarium.
5. Red Devil Memangsa Ikan Endemik Danau Toba
Ikan red devil memang tak segan melukai dan membunuh ikan lain. Perilaku agresifnya itu sempat memicu masalah di perairan Danau Toba pada April 2022 lalu.
Kemunculan red devil di danau vulkanik itu diduga karena dilepas sembarangan oleh masyarakat sekitar. Walau terlihat sepele, kenyataannya red devil yang lepas dapat memangsa ikan-ikan endemik di Danau Toba.
Pada akhirnya si setan merah menjadi spesies invasif di Danau Toba. Jika dibiarkan begitu saja, tentu akan menyebabkan populasi ikan endemik menjadi berkurang. Untungnya, masyarakat setempat sudah mengerahkan upaya dengan menangkap red devil guna menjaga keseimbangan ekosistem.
6. Mudah Berkembang Biak
Baca Juga: 9 Fakta Ikan Red Devil yang Keberadaannya Dilarang di Indonesia
Red devil disebut mudah berkembang biak karena si betina bisa mengeluarkan ribuan telur dan dapat bertelur sepanjang tahun. Dengan demikian ikan ini masuk dalam kategori omnivora-karnivora yang memanfaatkan ikan sebagai pakan utama. Akibatnya, ikan red devil dinilai mampu mendesak perkembangan jenis ikan lain yang ada di sebuah ekosistem perairan.