Suara.com - Masjid Sayyid Al-Shuhada di Uhud, Madinah, Arab Saudi, menjadi salah satu destinasi yang patut dikunjungi jemaah haji. Di sana, ada pula makam 70 syuhada yang gugur pada pertempuran di Jabal Uhud.
Berjarak tempuh 10 menit dari Masjid Nabawi, bangunan itu menjadi landmark bersejarah bagi umat Islam. Sebab, di sana pecah perang Uhud, pertempuran antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy.
Dalam satu wawancara dengan media Saudi Gazette, Mohammed Abuhumaid, Direktur Jenderal Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Penyuluhan Arab Saudi menyebut arsitektur dari Masjid Sayyid Al-Shuhada merupakan sebuah bentuk keajaiban.
“Masjid ini memiliki sisi arsitektur yang sarat keajaiban dan mengesankan serta menjadi salah satu dari serangkaian tempat bersejarah di kota suci Madinah,” kata Mohammed Abuhumaid di Madinah seperti dikutip Suara.com, Selasa (2/8/2022).
Baca Juga: Wanita Berhijab Ajak Bocah Curi Kotak Amal Masjid di Malang, Video Rekaman CCTV Viral
Bangunan masjid tersebut memang terbuat dari batu putih. Masjid ini memiliki satu kubah dan dua menara. Tak hanya itu, mata para peziarah bakal dimanjakan oleh penampakan Gunung Uhud atau Jabal Uhud sebagai pemandangan latar di belakang masjid tersebut.
Perpaduan arsitektur tradisional dan modern, Masjid Sayyid Al-Shuhada didaulat sebagai masjid terbesar di Kota Madinah setelah Masjid Nabawi. Terlebih lagi, masjid tersebut sempat mendapat proyek ekspansi.
Pada 2017, Pemerintah Arab Saudi melakukan renovasi perluasan Masjid Sayyid Al-Shuhada. Renovasi tersebut memperluas daya tampung Masjid Sayyid Al-Shuhada untuk 15.000 jemaah atau peziarah.
Jika datang pada malam hari, pengunjung bisa merasakan sensasi yang sangat berbeda. Pantulan cahaya tampak memancar dari struktur pualam bangunan.
Banyak pula pengunjung yang mendaki Jabal Ruma alias bukit pemanah yang berada di seberang masjid tersebut. Bukit tersebut menjadi saksi bisu penyebab kekalahan kaum muslimin atas kaum kafir Quraisy pada Perang Uhud.
Di bukit tersebut, Rasulullah menempatkan pasukan pemanah. Mereka menembakkan panah ke arah pasukan kafir Quraisy. Strategi itu jitu. Pasukan Quraisy mundur dan meninggalkan harta rampasan.
Sedianya, Rasulullah SAW sempat berpesan kepada pasukan pemanah agar tidak turun bukit. Tapi, mereka cuek. Melihat kaum Quraisy mundur, mereka berebut harta rampasan alias ghanimah dan melupakan pesan Rasulullah.
Ketika itu, Khalid bin Walid membawa pasukannya mundur ke belakang bukit Uhud dan memutarinya. Setelah itu, mereka kembali dan menyerang dari belakang. Pasukan muslimin pun kewalahan dan kalah.
Terbunuhnya Singa Allah
Di sekitar komplek Masjid Al-Shuhada, terdapat makam 70 syuhada pahlawan Perang Uhud. Nama makam tersebut yakni Maqbarah Uhud. Makam tersebut tampak dipasangi teralis di sekelilingnya. Alhasil, peziarah hanya bisa berdoa dari luar.
Salah satu pahlawan kaum Muslimin yang paling terkenal dan gugur di medan Perang Uhud, yakni Hamzah bin Abdul Muthalib. Pria yang dijuluki Singa Allah tersebut tak lain dan tak bukan merupakan paman dari Rasullullah.
Ketika itu, kaum Muslimin di ambang kekalahan usah mendapatkan serangan balik dari kaum kafir Quraisy. Ketika itu beberapa sahabat mencoba bertahan melawan gempuran pasukan Quraisy.
Sayang, mereka kalah jumlah. Posisinya pun tidak menguntungkan. Buntutnya, banyak anggota pasukan Muslimun yang wafat. Salah satunya adalah Hamzah, atau yang dikenal dengan sebutan Asadullah.
Hamzah tewas setelah ditombak dari belakang oleh budak Hindun. Hamzah gugur dan menjadi syuhada. Dia dikebumikan di Maqbarah Uhud bersama dengan puluhan syuhada lainnya.