Suara.com - Sejumlah peternak di Indonesia terus berusaha untuk melindungi hewan ternak mereka dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Menurut Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) hingga 1 Agustus 2022,tercatat ada lebih dari 450 ribu ekor ternak yang tertular, lebih dari 4.500 ekor mati dan lebih dari 7.000 dipotong "dengan syarat tertentu."
Data dari Satgas PMK juga menyebutkan lebih dari 805 ribu ekor sapi telah divaksinasi, termasuk sapi di Bali.
"Penyebaran PMK sangatlah cepat, jadi kita harus mempercepat vaksinasi agar penularannya tidak sampai ke tempat yang belum terinfeksi," kata Nengah Kepeng dari Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem di Bali.
Baca Juga: Mengapa Oposisi Australia Terus Mendesak Penutupan Perbatasan dengan Indonesia?
Peternak seperti Wayan mengakusenang karena hewannya sudah mendapatkan vaksinasi PMK.
"Saya senang vaksinasi dilakukan hari ini hewan ternak saya sehat saat ini," ujarnya kepada Anne Barker dari ABC News.
Berdampak pada impor sapi
Namun terlepas dari sehat atau tidaknya sapi, permintaan daging di Indonesia menurun setelah adanya kekhawatiran mengonsumsi daging dari sapi yang tertular PMK.
Padahal, Pemerintah Indonesia sudah mengatakan penularan PMK "hampir tidak ada yang melompat ke manusia", seperti yang dikatakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bulan Mei lalu.
Hal ini kembali ditegaskan oleh Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan PMK Profesor Wiku Adisasmito.
"Warga tidak perlu khawatirmengonsumsi daging ketika prosesnya dilakukan dengan benar, seperti merebus daging selama 30 menit," jelas Profesor Wiku dalam konferensi pers pekan lalu.
Ada pula kekhawatiran di kalangan peternak jika mereka harus memotong hewan-hewan ternak mereka seandainya ada satu saja yang tertular PMK.
Hal ini juga berdampak padaimpor hewan ternak ke Indonesia, termasuk dari Australia, yangterpaksa diturunkan jumlahnya atau dihentikan sama sekali.
"Saya mendapat laporan dari anggota kami yang terpaksa membatalkan kontrak impor mereka, beberapa tidak lagi memesan hewan ternak," kata Djoni Liano, Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo).
"
"Dan jumlahnya cukup besar, dalam persentase bisa turun hampir 50 persen dari jumlah impor biasanya dalam kondisi normal."
"Mark Harvey Sutton dari Australian Live Export Council mengatakan pentingnya Australia untuk menawarkan vaksin PMK ke Indonesia.
Bulan lalu saat berkunjung ke Indonesia, Menteri Pertanian Australia sudah menyatakan komitmennya untuk memberikan satu juta dosis vaksin PMK dan akan tiba pada awal bulan Agustus ini.
"Indonesia adalah mitra pasar penting bagi kita dan juga pasar yang paling bernilai. Karena kedekatannya, [Indonesia] akan terus menjadi pasar paling penting kita.
Sejumlah langkah pencegahan di Australia
Di Australia, wabah PMK dari Indonesia dan cara pencegahannya terus menjadi sorotan.
Mulai dari unjuk rasa ratusan petani di negara bagian Victoria yang mendesak agar perjalanan non-rekreasi dihentikan hingga penerapan aturan biosekuriti paling ketat dalam sejarah Australia.
Penutupan perbatasan dengan Indonesia juga menjadi komoditi politik di parlemen Australia saat pihak oposisi terus mendesak Pemerintah Australia untuk melakukannya.
Saat karpet sanitasi digelar di bandar udarabagi penumpang asal Indonesia, seperti yang dilakukan di kota Perth, denda juga diberlakukan bagi mereka yang tidak melaporkan membawa makanan dari Indonesia.
Pemerintah negara bagian Victoria juga telah membentuk satgas Penyakit Darurat Hewan untuk mempersiapkan dari serangan wabah PMK.
Para pakar di Australia sebelumnya sudah memperingatakan kerugian hingga miliaran dolar jika penyakit hewan ternak masuk ke negaranya.
"Kami ingin fokus dan menargetkan tanggapan pemerintah pada berbagai hal yang perlu dilakukan dalam kesiapan dan pencegahan wabah," kata Gayle Tierney, Menteri Pertanian negara bagian Victoria.
"[Satgas] akan melihat beberapa hal, seperti mengembangkan rencana tanggapan dan akses pada peralatan pelindung diri yang memadai, sertapasokan untuk pengetesan, penelusuran, penghancuran, pembuangan, dan vaksinasi," tambahnya.
Laporan tambahan Jane McNaughton dari ABC Vic Country Hour.
Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi untuk ABC Indonesia.