"Harus yakin bahwa agama adalah rahmat, agama adalah cinta dan kasih, agama adalah kedamaian, agama adalah kesalehan sosial, mereka menggunakan mengatasnamakan narasi-narasi agama ini yang berbahaya," tutur Boy.
"Indonesia yang memang 80 persen, katakanlah pemeluk agama Islam tentu ini bisa menjadi kondisi yang sangat potensial dipengaruhi oleh mereka-mereka yang tidak bertanggung jawab, apalagi menggunakan narasi agama," sambungnya.
Sehingga, kata Boy, pentingnya kolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat dalam program moderasi beragama. Semua pihak kata Boy harus meyakinkan bahwa aksi terorisme bukan merupakan amalan atau ajaran agama, namun merupakan ajaran orang-orang yang bersekutu dengan setan dan anti terhadap kemanusiaan.
"Kami kolaborasi dengan pemuka agama, kementerian agama, tokoh-tokoh lintas agama, agar kita yakinkan bahwa bukan itu amalan daripada agama, itu (terorisme) adalah amalan dari orang-orang yang bersekutu dengan setan dan tentu anti terhadap kemanusiaan."