Suara.com - Dalam surat Al-Baqarah ayat 183, Allah menyeru kepada umat muslim agar bersaksi atas keesaan Allah dan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Tidak hanya itu, Allah SWT juga menyeru agar kita semua membenarkan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berikut ini kami cantumkan bunyi ayat Al Baqarah Ayat 183.
Lafaz Al Baqarah Ayat 183
Lafaz Al Baqarah Ayat 183, adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Puasa 10 Muharram: Niat dan Jadwal Puasa Tasua, Asyura dan Ayyamul Bidh
ya ayyuhallazina amanuu kutiba ‘alaikumush-shiyamu kama kutiba ‘alallazina ming qablikum la’allakum tattaquun
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Tasfir ayat ini, dikutip dari muslim.or.id, bahwa ayat tersebut mengandung banyak informasi yang berkaitan dengan ibadah puasa. Kita bahas lebih lanjut dalam keutamaan ayat Al Baqarah Ayat 183.
Keutamaan Al Baqarah Ayat 183
- Dari ayat tersebut kita mengetahui kabar kewajiban puasa untuk umat Islam
- Dari ayat tersebut kita mengetahui bahwa ayat tersebut diturunkan di Madinah setelah Nabi hijrah dan termasuk ke dalam ayat madaniyyah
- Imam Ath Thabari menyatakan bahwa maksud ayat Al Baqarah 183 bahwa umat muslim beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta membenarkan keduanya dan mengikrarkan keimanan kepada keduanya.
- Dari ayat Al Baqarah 183 kita dapat melihat dengan jelas kaitan antara puasa dengan keimanan seseorang. Kaitannya yaitu Allah menerima puasa dari orang-orang yang dalam jiwanya terdapat iman kepadanya karena Allah Ta’ala memerintahkan puasa kepada orang-orang yang memiliki iman.
- Dari ayat tersebut kita juga mengetahui puasa menjadi tanda kesempurnaan keimanan seseorang kepada Allah SWT.
Mengupas Iman
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengembalikan Barang yang Hilang dengan Ayat Kursi?
Berkaitan dengan keutamaan ayat Al Baqarah Ayat 183 yang membahas keterkaitan puasa dengan iman seorang muslim kepada Allah SWT, maka mari kita pahami apa itu iman. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjelaskan makna iman dalam sebuah hadits bahwa “Iman adalah engkau mengimani Allah, mengimani Malaikat-Nya, mengimani Kitab-kitab-Nya, mengimani para Rasul-Nya, mengimani hari kiamat, mengimani qadha dan qadar, yang baik maupun yang buruk”.
Kita tidak boleh mengaku beriman kepada Allah SWT begitu saja, karena yang namanya Iman juga harus dapat terefleksikan dalam tindakan. Hal itu dijelaskan oleh Imam Asy Syafi’i, yang mengatakan, “Setahu saya, telah menjadi ijma para sahabat serta para tabi’in bahwa iman itu berupa perkataan, perbuatan, dan niat (perbuatan hati), jangan mengurangi salah satu pun dari tiga hal ini."
Demikian bunyi ayat Al Baqarah Ayat 183. Semoga bermanfaat untuk Anda.
Kontributor : Mutaya Saroh