Suara.com - Kebijakan Pemerintah menaikkan tarif biaya masuk ke Taman Nasional Komodo, memicu pro dan kontra, terutama bagi kalangan masyarakat.
Naiknya harga tiket masuk tersebut dinilai akan mematikan sejumlah usaha ekonomi masyarakat kecil dan menengah yang menggantungkan hidupnya dari pariwisata.
Namun ada juga yang menyatakan, kenaikan tarif wisata komodo adalah wajar, karena di berbagai negara harga tiket masuk untuk lokasi konservasi memang terbilang tinggi.
Berikut deretan pro kontra terkait kenaikan tarif Taman Nasional Komodo :
Baca Juga: Kemenparekraf Luncurkan Website Hasil Kajian Strategis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
1. Kenaikan harga tiket dinilai wajar
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, konservasi di sebuah taman nasional memang membutuhkan dana yang besar.
Menurut dia, perlu adanya kolabarasi dari semua pihak untuk menjadikan taman nasional lebih baik, mengingat begitu tinggi nilai sejarah hewan yang hidup di taman tersebut. Viktor menjelaskan bahwa mengelola kawasan konservasi memerlukan anggaran biaya yang cukup agar pengelolaannya maksimal.
Hal seperti demikianlah yang menjadi alasan pemerintah daerah setempat untuk menaikkan harga tiket masuk ke Taman Wisata Komodo, meski banyak penolakan dari berbagai pihak.
2. Kenaikan tarif untuk konservasi
Baca Juga: Pelaku Pariwisata Labuan Bajo Diminta Selesaikan Persoalan Lewat Dialog
Lebih lanjut Viktor memastikan, jika harga tiket masuk ke Taman Wisata Komodo Rp.3,7 juta akan digunakan untuk konservasi.
Selain mematok harga tiket masuk yang tinggi, Viktor juga akan membatasi jumlah pengunjung agar alam dan ekosistemnya tetap terjaga.
Apalagi, kata dia, sesuai dengan hasil kajian bahwa daya tampung wisatawan yang berkunjung ke dua lokasi wisata itu hanya mampu sebanyak 290.000 orang/tahun sehingga upaya antisipasi terhadap kerusakan ekosistem perlu secara dini.
3. Muncul penolakan kenaikan tarif masuk taman nasional Komodo
Sejumlah pelaku usaha pariwisata di Labuan Bajo menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah titik di Labuan Bajo dalam beberapa hari terakhir.
Mereka menolak kenaikan harga tiket masuk ke Pulau Komodo yang semula Rp150 ribu menjadi Rp3,75 juta per orang.
Sementara itu sejumlah pelaku usaha pariwisata mengatakan akan mogok massal selama satu bulan. Terhitung mulai 1 hingga 31 Agustus 2022.
Pengusaha di Labuan Bajo atau Taman Nasional Komodo dan semua destinasi wisata Manggarai Barat tidak akan melayanani aktivitas wisata dalam bentuk apa pun.
Layanan transportasi, kapal wisata, tour guide, hotel da restoran tidak akan melayani wisatawan.
Sebagai bentuk protes terhadap rencana kenaikan tiket TNK yang dibungkus dengan bahasa kontribusi konservasi dan monopoli bisnis PT Flobamor di Taman Nasional Komodo.
"Mohon kepada siapa pun yang berencana liburan ke Labuan Bajo pada bulan Agustus untuk dibatalkan dan atau ditunda," tulis akun Facebook Boe Berkelana.
Kontributor : Damayanti Kahyangan