Profil 9 Partai Politik Calon Peserta Pemilu 2024 yang Sudah Mendaftar ke KPU RI

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 02 Agustus 2022 | 09:14 WIB
Profil 9 Partai Politik Calon Peserta Pemilu 2024 yang Sudah Mendaftar ke KPU RI
Ilustrasi logo partai politik di Indonesia. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah membuka pendaftaran bagi partai politik yang ingin menjadi peserta pemilu 2024. Pendaftaran tersebut dibuka mulai 1-14 Agustus 2024 bertempat di kantor KPU RI, di jalan Teuku Umar, Jakarta.

Pada hari pertama pendaftaran, ada 9 partai politik yang melakukan pendaftaran. Partai politik apa saja yang sudah mendaftar sebagai peserta pemilu 2024? Berikut ulasannya.

1. PDI Perjuangan

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berdiri pada 10 januari 1999, di bilangan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Profil Farhat Abbas, yang Menjadi Ketua Umum Partai Pandai

Partai ini sebelumnya adalah Partai Demokrasi Indonesia yang didirikan pada masa ode baru, yakni pada 10 Januari 1973. Pada 15 Juli 1996, terjadi perpecahan dalam tibuh PDI, ketika Presiden Soeharto saat itu menetapkan Suryadi sebagai Ketua Umum DPP PDI.

Sementara mayoritas aggota dan kader menginginkan Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai ketua umum. Setelah Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, dukungan kepada Megawati untuk menjadi Ketua Umum PDI semakin menguat.

Alhasil digelar lah kongres PDI ke lima di Denpasar, Bali pada 1998. Disanalah Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Ketua Umum PDI periode 1998-2003.

Pada Februari 1999, nama PDI diubah menjadi PDI Perjuangan agar bisa mengikuti pemilihan umum.

2. Partai Keadilan dan Persatuan (PKP)

Baca Juga: Kadernya Terciduk Habis Pesta Narkoba Bareng Perempuan, Petinggi PDIP Buka Suara

Berdirinya Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) berawal dari Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa (GKPB) yang digagas oleh Siswono Yudhohusodo, Sarwono Kusumaatmadja, David Napitupulu, dan Tatto S. Pradjamanggala pada 1998.

Lalu pada 15 Januari 1999, gerakan tersebut dideklarasikan menjadi Partai Keadilan dan Persatuan dengan mantan Panglima ABRI Edy Sudrajat menjabat sebagai ketua umum.

Saat itu, Edy Sudrajat sempat menyebut kalau PKP merupakan pecahan dari Golkar yang dinilainya kurang reformis.

3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir setelah Indonesia masuk ke era reformasi. Partai ini didirikan pada 20 Juli 1998.

Awalnya partai ini bernama Partai Keadilan (PK) yang didirikan oleh tokoh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), setelah Soeharto lengser pada 21 Mei 1998.

Pada 3 Juli 2003, PK resmi mengubah namanya menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Nama-nama yang pernah menjabat sebagai ketua umum PKS di antaranya Nur Mahmud Ismail, Hidayat Nur Wahid, Sohibul Iman, Luthfi Hasan Ishaaq serta Ahmad Syaikhu.

4. Partai Reformasi

Meski didirikan pada 27 Mei 2000, Partai Reformasi tercatat belum pernah sekalipun mengikuti pemilihan umum. Partai Reformasi pernah mendaftar untuk menjadi peserta pemilu pada 2019 namun gagal karena tidak lolos verifikasi KPU.

Saat ini Partai Reformasi dipimpin oleh Syamsahril Kamal sebagai Ketua Umum dan B Sigit Nugroho sebagai Wakil Ketua Umum.

5. Partai Rakyat Adil Makmur (Prima)

Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) berdiri pada 20 Juli 2020. Partai ini merupakan kelanjutan dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dulu pernah didirikan oleh Budiman Sudjatmiko pada era orde baru.

Parati Prima menyatakan sebagai partai rakyat karena tidak didirikan oleh tokoh-tokoh besar, layaknya partai politik lainnya.

Saat ini Prima di pimpin oleh Agus Jabo Priyono sebagai ketua umum. Ia merupakan mantan ketua umum PRD periode 2015 hingga 2020.

6. Partai Persatuan Indonesia (Perindo)

Perindo didirikan oleh Hary Tanoesudibjo pada 8 Oktober 2014 berdasarkan surat Kemenkumham. Namun partai ini baru dideklarasikan di Jakarta pada 7 februari 2015.

Sebelum mendirikan Perindo, Hary Tanoe bergabung di Partai Nasdem. Namun ia memilih untuk keluar dari Nasdem pada 21 Januari 2013. Ia menolak Surya Paloh sebagai ketua umum Nasdem dengan alasan kepengurusan partai tersebut seharusnya ada di tangan anak muda.

Setelah itu Hary Tanoe bergabung ke Partai Hanura dan sempat mencalonkan sebagai wakil presiden bersama Wiranto. Namun pasangan tersebut gagal terpilih pada pilpres 2014. Hary Tanoe pun mengundurkan diri dari Hanura dan mendirikan Perindo.

7. Partai Nasional Demokrat (Nasdem)

Embrio Partai Nasdem merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas) Nasdem yang didirikan pada 1 Februari 2010. Inisiator ormas Nasdem adalah mantan petinggi Partai Golkar Surya Paloh dan Sir Sultan Hamengkubuwono X.

Setahun setelah menjadi ormas, Nasdem kemudian bermetamorfosa menjadi Partai Nasdem yang dideklarasikan pada 27 Juli 2011.

8. Partai Bulan Bintang (PBB)

Partai Bulan Bintang (PBB) berdiri pada 17 Juli 1998 di Jakarta. Pendiria partai ini didukung oleh sejumlah ormas Islam nasional, diantaranya Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Ketika didirikan, PBB dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra sebagai ketua umum da MS Kaban sebagai sekretaris jenderal.

Partai Bulan Bintang tercatat pernah mengikuti pemilu 2004, 2009, 2014, dan 2019.

9. Partai Negeri Daulat Indonesia (Pandai)

Partai Pandai didirikan oleh pengacara Farhat Abbas dengan rekan sesama advokatnya Elza Syarief. Partai ini didirikan akhir 2020 dengan Farhat Abbas sebagai ketua umum dan Elza Syarief sebagai wakil ketua umum.

Dokter Lois Owlen awalnya juga didaulat menjadi wakil ketua umum sekaligus sekretaris jenderal, namun ia meninggal dunia pada 6 Juni 2022.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI