Suara.com - Pendiri Institut Perempuan, Valentina Sagala, meminta tim khusus dalam menangani kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat terhadap istri Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).
Dia berharap dengan mengacu UU TPKS kasus tersebut dapat diungkap secara terang benderang.
“UU TPKS sudah mengatur pula substansi hukum acara, kiranya bisa dijalankan oleh penyidik agar kasus ini menemukan keadilan yang terang benderang," kata Valentina kepada wartawan, Senin (1/8/2022).
Valentina juga menilai kasus dugaan pelecehan ini harus diproses oleh penyidik secara tuntas. Apalagi, adanya dugaan pelecehan tersebut diduga juga menjadi dasar Bharada E alias Richard Eliezer menembak Brigadir J hingga tewas.
Baca Juga: Periksa ART dan Ajudan Ferdy Sambo Selama 7 Jam, Komnas HAM: Penyelidikan Makin Signifikan
"Kita tunggu bagaimana hasil penyidikan dari kepolisian,” katanya.
Dugaan Pelecehan
Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat sebelumnya tewas ditembak oleh Bharada E alias Richard Eliezer di rumah dinas Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB. Brigadir J merupakan sopir istri, Ferdy Sambo. Sedangkan, Bharada E merupakan ajudan daripada Ferdy Sambo.
Tiga hari setelah kejadian, Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebut Bharada E menembak Brigadir J karena diduga melecehkan istri Ferdy Sambo.
"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata,” kata Ramadhan dalam keterangannya, Senin (11/7/2022) malam.
Baca Juga: Petugas PCR dan Sopir Irjen Ferdy Sambo Diperiksa Tim Khusus di Bareskrim Polri
Sebelum terjadi penembakan, kata Ramadhan, Bharada E mendengar istri Ferdy Sambo berteriak. Dia menuju sumber teriakan tersebut yang berasal dari kamar istri Ferdy Sambo.
Ketika itu, Bharada E mendapati Brigadir J yang panik melihat kedatangannya. Sampai pada akhirnya, Ramadhan menyebut Brigadir J melesatkan tembakan ke arah Bharada E.
"Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali, Bharada E membalas mengeluarkan tembakan sebanyak 5 kali,” tutur Ramadhan.
Saat peristiwa ini terjadi, Ferdy Sambo diklaim Ramadhan sedang tidak berada dirumah.
Kasus dugaan pelecehan seksual ini awalnya ditangani Polres Metro Jakarta Selatan. Kemudian diambil alih Polda Metro Jaya. Sampai pada akhirnya diambil alih kembali oleh Bareskrim Porli.
Adapun, status perkaranya kekinian telah dinaikkan dari tahap penyelidikan ke penyidikan.
Keluarga Lapor Balik Kasus Pembunuhan
Belakangan, keluarga Brigadir J melaporkan balik atas kasus dugaan pembunuhan berencana ke Bareskrim Polri. Mereka tak percaya kalau Brigadir J semata-mata tewas tertembak.
Laporan dugaan pembunuhan ini juga telah dinaikkan ke tahap penyidikan. Tim khusus juga telah melakukan ekshumasi dan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J atas permintaan keluarga pada Rabu (27/7) lalu. Hasil autopsi diperkirakan keluar empat hingga delapan minggu ke depan.