Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengaku tidak tahu menahu ihwal adanya teror terhadap sejumlah pihak dan warganet akibat menyoroti kebijakan pendaftaran penyelenggara sistem elektronik (PSE) Lingkup Privat.
Sebagaimana diketahui sejak isu itu muncul, ditambah pemblokiran terhadap sejumlah PSE, Kemenkominfo mendapat banyak kritik. Bahkan warganet ramai-ramai menggunakan tagar #BlokirKominfo.
Alih-alih mengetahui soal adanya teror, Plate justru merasa pihaknya yang mendapatkan teror akibat menerapkan aturan pendaftaran PSE Lingkup Privat.
"Teror gimana? Saya baru tahu teror, Kominfo diteror kali," kata Plate di kantor KPU RI, Senin (1/8/2022).
Baca Juga: Warganet Protes Situs Judi Online Diduga Terdaftar PSE dan Tak Diblokir, Begini Jawaban Kominfo
Tidak menanggapi jauh ihwal adanya teror, Plate lanjut mengajak masyarakat agar mau bergandeng tangan mendorong PSE yang belum registrasi untuk segera mendaftarkan diri.
Ia mengatakan Kominfo akan membantu kelancaran pendaftaran agar aktivitas PSE tersebut di Indonesia menjadi kegiatan yang legal.
"Sehingga hak-hak masyarakat di dalam kegiatan juga legal dan mendapat perlindungan baik oleh PSE itu sendiri. Karena itu sesuai dengan hukum maupun bila nanti ada masalah, Kementerian Kominfo dapat membantu menyelesaikan kepentingan masyarakat itu sesuai hak-hak masyarakat," kata Plate.
Ada Teror
Jagat maya kembali dihebohkan setelah sejumlah pembicara dan penanya dalam diskusi di platform Twitter Space bertajuk #ProtesNetizen #BlokirKominfo mendapatkan teror dan doxxing melalui WhatsApp.
Baca Juga: Aksi #BlokirKominfo Ancam Buang Air Kecing ke Kantor Kominfo
Hal ini disampaikan oleh mantan penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi Rieswin Rachwell, Minggu (31/7/2022).
"Juga upaya peretasan seperti kak @KemoTherapy0 dan lain-lain. Jadi pemaksaan registrasi PSE ini untuk kepentingan perlindungan siapa?" kata Rieswin melalui akun Twitter.
Salah satu peserta Twitter space bertajuk #ProtesNetizen #BlokirKominfo yang mendapat teror berinisial H.
"Maksudnya apa tanya-tanya gitu di Twitter space? Haha kon*l. Keluarga lo ya abis ini," kata peneror kepada H.
Komika Arie Kriting juga mendapatkan pengalaman yang sama. Hal itu dikatakan Ernest Prakasa melalui akun Twitter @ernestprakasa. Ernest tampaknya geram dengan tindakan peneror.
"Akun WA @Arie_Kriting barusan juga mendapatkan upaya peretasan dan teror. Norak banget," ungkap Ernest.
Ernest memposting tangkapan layar kalimat teror yang ditujukan kepada Arie Kriting.
"Urusan agama dan keluarga lu aja belum kelar, udah sok-sokan ngurusin PSE. Urusin dulu istri dan mertua lo tolo*," katanya.
Dustin Tiffany melalui akun Twitternya menyampaikan bahwa nomor ponselnya dipergunakan oleh pelaku untuk meneror para peserta dan pembicara diskusi Twitter space bertajuk #ProtesNetizen #BlokirKominfo.
"Bantu untuk sebarkan, ternyata penyalahgunaan data orang beneran nyata, kenal juga kagak sama anda saya," tulis Dustin.
Twitter space #ProtesNetizen #BlokirKominfo diselenggarakan oleh SafeNet sebagai respons atas kebijakan Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir sejumlah Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat atau platform digital besar yang ada di Indonesia, sejak Sabtu 30 Juli 2022.
Kebijakan itu dilakukan karena PSE tersebut belum terdaftar di halaman PSE lingkup privat di Kementerian Kominfo.
Twitter space ProtesNetizen #BlokirKominfo dipandu oleh Teguh Aprianto. Beberapa pembicara yang hadir di antaranya, konten kreator Tretan Muslim, praktis hukum Ariehta Sembiring, Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Muhamad Isnur, dan Divisi Keamanan Digital SafeNet Ellen Kusuma.