Suara.com - Akun Twitter @SeputarTetangga bagikan cuitan seorang anonim yang menceritakan permasalahan yang dialami oleh tetangganya.
Permasalahan tersebut mengenai pembangunan jalan oleh para warga di tanah milik warga lainnya tanpa izin.
"Dikasih hati minta jantung," tulis pengirim cuitan pada Jumat (29/7/22).
Awalnya pengiri cuitan menceritakan bahwa di kampungnya ada sebuah lahan yang sejak dulu dipakai sebagai jalan tikus.
Baca Juga: Tertuang Pada Berkas Setebal 164 Halaman, Elon Musk Gugat Balik Twitter
Lebar jalan tersebut sekitar 2 hingga 2,5 meter saja.
"Sepanjang jalan itu banyak bekas pohon kelapa yang ditebang gitu," tulis pengirim cuitan.
Ia kemudian menjelaskan bahwa dulunya pemilik lahan memang membiarkan tanahnya digunakan sebagai jalan untuk pejalan kaki.
"Statusnya masih punya orang, bukan punya desa," terangnya.
Namun setelah berjalannya waktu, jalan milik seorang warga ini kemudian bertambah fungsi sebagai jalan yang dilalui oleh sepeda motor pula.
Baca Juga: Elon Musk Gugat Balik Twitter, Dokumen Masih Tertutup untuk Publik
Belakangan ada seorang tetangganya yang membeli mobil. Akses rumah milik tetangganya tersebut juga melalui jalan tikus tersebut.
"Tetanggaku yang baru beli mobil ini dulu pernah punya niat mau beli lahan itu, tapi belum jadi karena harganya sekarang udah naik," lanjutnya.
Selanjutnya, pengirim cuitan mengungkapkan bahwa para tetangganya kemudian mulai berulah. Mereka membabat pohon di sekitar jalan tikus tersebut serta mengecor jalan tersebut.
Pemilik lahan mengetahui ulah para tetangganya dan akhirnya tidak terima.
Tak diduga, pihak RT di kampungnya malah menjadi provokator dan mengatakan bahwa sejak dulu lahan tersebut sudah menjadi jalan.
"Si RT kekeh pengen ratain itu lahan biar bisa jalan. Sampai ngide mau nutup jalannya itu sambil nyumpahin biar yang punya lahan cepet mati," pungkasnya.
Cuitan ini pun sontak saja menuai perhatian dari warganet. Mereka mengungkapkan bahwa kejadian tersebut merupakan kejadian yang memang kerap kali terjadi. Warganet juga mengungkapkan bahwa tetangga dari pengirim cuitan ini tidak tahu diuntung
"Udah biasa di Indonesia begitu. Dibolehin pakai sesuatu, eh keterusan. Pas diminta balik malah kayak kita yang jahat. Dibilang pelit dan sebangsanya," ujar warganet.
"Persis tetangga gue," kata warganet.
"Enggak tahu diuntung itu. Tapi emang sekarang kalau urusan tanah lebih baik ada perjanjian. Bahkan dalam bentuk sumbangan buat dipakai jalan pun mending bikin perjanjian dulu," terang warganet.
"Tetangga nggak tahu diuntung," tambah warganet.