Ramai Curhatan Orangtua Anak Penyandang Autisme, Diduga Dapatkan Kekerasan saat Menjalani Terapi

Jum'at, 29 Juli 2022 | 16:31 WIB
Ramai Curhatan Orangtua Anak Penyandang Autisme, Diduga Dapatkan Kekerasan saat Menjalani Terapi
Ilustrasi kekerasan pada anak. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah kasus kekerasan diduga menimpa seorang anak dengan gangguan autisme ataupun gangguan spektrum autisme. Cerita tersebut dibagikan oleh sang ibu dari anak tersebut melalui laman Facebook.

Melansir dari Mstar, wanita yang tinggal di Malaysia ini menjelaskan bahwa anaknya yang baru berusia 6 tahun dan telah didiagnosis memiliki autisme.

Saat menjalani terapi, anaknya diduga mengalami kekerasan yang kemudian menimbulkan bekas luka dan memar di tubuh sang anak.

Sosok anak yang mengidap autisme diduga mengalami kekerasan (mstar)
Sosok anak yang mengidap autisme diduga mengalami kekerasan (mstar)

Di tubuh anaknya ditemukan ruam berbentuk bekas jari, serta bekas cubitan. Bahkan luka tersebut sampai mengeluarkan darah hingga memar.

"Memar di bahu kiri itu bentuknya satu jari, cukup lima jari. Ditambah bekas cubitan di dada. Sampai keluar darah, sampai memar anak ini," ujar sosok ibu yang dikutip melalui mstar.

Saat sang ibu meminta keterangan dari pihak yang melakukan terapi, mereka mengatakan bahwa luka dan lebam di tubuh sang anak terjadi karena kecelakaan saat melakukan aktivitas terapi.

Dalam unggahan di Facebook, wanita ini mengunggah beberapa foto bukti luka memar dan lebam di tubuh anaknya.

Wanita ini juga mengklaim bahwa kejadian ini bukanlah kali pertama ia melihat ada luka di tubuh sang anak.

"Setiap kali ada insiden atau cedera, terapis sibuk menyuruh anak untuk kooperatif dan alasannya tidak masuk akal," ujar sosok ibu yang dikutip melalui mstar.

Baca Juga: Miris! Siswi SMA Diperkosa Ayah Kandungnya Sendiri di Kandang Kambing

Sosok ibu ini kemudian mengungkapkan rasa kecewanya kepada pihak terapi. Ia mengungkapkan bahwa dirinya telah membayar mahal saat memasukkan anaknya ke pusat terapi. Namun ternyata hal yang didapat tidak sesuai dengan harapan, anaknya malah mendapatkan perlakuan yang tidak baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI