Sebelum Akhiri Hidup, Kopda Muslimin Sempat Titip Anak ke Pekerjanya: Aku Udah Enggak Kuat

Jum'at, 29 Juli 2022 | 15:15 WIB
Sebelum Akhiri Hidup, Kopda Muslimin Sempat Titip Anak ke Pekerjanya: Aku Udah Enggak Kuat
Telepon Kopda Muslimin dan pekerja rumah (Insatgram/sisiterang)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kopda Muslimin dikonfirmasi telah meninggal dunia di kediaman orangtuanya. Dia ditemukan meninggal dunia di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7/2022) sekitar pukul 06.15 WIB dengan dugaan menenggak racun.

Anggota TNI yang berpangkat Kopral Dua (Kopda) tersebut sebelumnya sempat menjadi buronan polisi karena diduga menjadi dalang di balik penembakan Rina Wulandari, istrinya sendiri.

Kabar tewasnya Kopda Muslimin ini dibenarkan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman.

Saat menjadi buron, Kopda Muslimin sempat menelpon pekerja di rumahnya dan berpesan untuk menjaga anak-anaknya.

Baca Juga: 5 Pernyataan 'Menyengat' Irjen Napoleon Soal Kasus Brigadir J, Minta Pelaku Gentleman

Panggilan telefon Kopda muslimin dan pekerja di rumahnya diunggah oleh akun Instagram @sisiterang.

Kopda Muslimin (Foto: dok. Kapendam IV/Diponegoro)
Kopda Muslimin (Foto: dok. Kapendam IV/Diponegoro)

Menitip Anak ke Pekerja Rumah

Pada tanggal 19 Juli 2022, Kopda Muslimin sempat menelepon Kabul yang merupakan pekerja di rumahnya.

Pada video tersebut, Kabul meminta Kopda Muslimin untuk kembali, namun dia menyatakan bahwa sudah telat untuk kembali.

"Belum pak, anak-anak butuh bapak loh," ujar Kabul pada Kopda Muslimin.

Baca Juga: Viral Perjanjian Nikah Unik Pengantin di India: Hanya Boleh Makan Pizza Sekali Sebulan

Dengan suara bergetar, Kopda Muslimin mengamini pernyataan Kabul. Dia kemudian menyebutkan nama anaknya yang masih kecil-kecil.

Selanjutnya, Kopda Muslimin malah meminta Kabul untuk menjaga anak-anaknya.

Telepon Kopda Muslimin dan pekerja rumah (Insatgram/sisiterang)
Telepon Kopda Muslimin dan pekerja rumah (Insatgram/sisiterang)

"Masih kecil Bul, tolong dijaga ya Bul, kamu jadi om yang baik ya Bul, buat mereka ya Bul," tambahnya.

Kabul menyanggupi untuk menjaga anak-anak Kopda Muslimin, namun dia tetap meminta anggota TNI tersebut untuk pulang.

"Aku udah nyerah Bul, aku enggak kuat, kalau aku pulang udah enggak bisa" ujar Kopda Muslimin.

Kronologi Kasus Kopda Muslimin

Kopda Muslimin merupakan suami Rina Wulandari, perempuan yang menjadi korban penembakan di depan rumahnya yang berada di Banyumanik, Kota Semarang, pada Senin (18/7/2022) lalu. Dari pernikahannya dengan Rina Wulandari, Kopda Muslimin memiliki seorang anak perempuan yang masih sekolah.

Dari hasil pemeriksaan, Rina kala itu berkendara menggunakan sepeda motor menuju rumah usai menjemput anaknya dari sekolah. Saat sampai di gang rumahnya ia diikuti oleh beberapa rombongan bermotor. Tanpa diduga sebelumnya, rombongan itu mendekati Rina kemudian menembakkan peluru yang mengenai perutnya.

Usai kejadian itu, Rina langsung dilarikan ke rumah sakit dan dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

Tangkapan layar CCTV di sekitar lokasi penembakan istri anggota TNI di Semarang, Senin (18-7-2022) yang diperoleh penyidik Polrestabes Semarang menunjukkan empat orang berboncengan dengan dua sepeda motor. [ANTARA/ HO-Polrestabes Semarang]
Tangkapan layar CCTV di sekitar lokasi penembakan istri anggota TNI di Semarang, Senin (18-7-2022) yang diperoleh penyidik Polrestabes Semarang menunjukkan empat orang berboncengan dengan dua sepeda motor. [ANTARA/ HO-Polrestabes Semarang]

Petugas kepolisian kemudian melakukan pengusutan dan berhasil menemukan otak di balik penembakan tersebut. Usut punya usut, ternyata Kopda Muslimin disebut sebagai tokoh utama dalam pembunuhan berencana yang dilakukan kepadan istrinya sendiri itu. Dugaan itu diperkuat dengan keterangan sejumlah pelaku penembakan yang berhasil ditangkap.

Salah seorang penembak yang berinisial S alias Babi (34) mengatakan bahwa perintah penembakan terhadap Rina Wulandari datang dari sosok Kopda Muslimin, suaminya sendiri. Saat kejadian, ia diperintahkan untuk menunggu di ujung gang rumah Kopda Muslimin.

"Ditelepon untuk menunggu di ujung gang oleh Bang Muslimin (Kopda Muslimin)," umgkap S saat dimintai keterangan di Mapolrestabes Semarang.

Kopda Muslimin memerintahkan para eksekutor yang berjumlah 4 orang untuk membunuh istrinya dengan imbalan uang tunai sebesar Rp 200 juta dan sebuah mobil Toyota Yaris jika berhasil membunuh istrinya.

Imbalan yang hendak diberikan kepada para pelaku tersebut dinilai tidak sebanding dengan pendapatan yang diterimanya sebagai anggota Tamtama TNI.

Setelah dilakukan pemeriksaan yang mendalam, terungkap fakta bahwa Kopda Muslimin sempat meminta uang kepada mertuanya untuk pengobatan istrinya. Ia meminta uang tersebut melalui salah satu pegawai di rumah yang diperintakan untuk menelepon sang ibu mertua.

Kepolisian juga mengungkap alasan di balik kasus penembakan tersebut dipicu prahara yang terjadi di rumah tangga Kopda Muslimin dan Rina Wulandari. Hal ini bermula saat Muslimin curhat kepada para anggota komplotan pembunuh bayaran yang akhirnya disewa jasanya.

Pelaku penembakan, Agus Santoso alias Agus Gondrong mengungkap jika Muslimin meminta istrinya dibunuh. Gondrong mengaku ia sempat mengusulkan agar istri Kopda Muslimin diberi racun dengan bunga kecubung.

Polisi sebelumnya telah berhasil meringkus empat anggota kelompok pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Rina Wulandari, pada tanggal 18 Juli 2022.

Petugas kemudian menetapkan Kopda Muslimin sebagai buron. Dia dinyatakan menghilang setelah peristiwa penembakan istrinya. Namun, Muslimin telah ditemukan dalam keadaan tewas, pada Kamis (28/7/2022) pagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI