Potensi ketegangan hubungan Indonesia dan Australia
China sudahmengisyaratkan mereka akan menggunakan pertemuan bulan depan untuk menggalang penolakan pakta AUKUS.
Para pejabat Australia secara pribadi menuduh Pemerintah China munafik,dengan merujuk bahwa negara itumemiliki armada kapal selam bertenaga nuklir yang terus bertambah sambil dengan cepat membangun gudang senjata nuklirnya sendiri.
Awal pekan ini, perwakilan khusus AS untuk non-proliferasinuklir, Adam Scheinman, membuat poin serupa dengan mengatakan Chinatelah "[gagal]mengakuitindakan China sendiri di kawasan yang telah menyebabkan para mitra menutup celah keamanan.
Delegasi yang terdiri dari enam belas pejabat pemerintah akan mewakili Australia pada waktu yang berbeda selama satu bulan dalam pertemuan peninjauan di New York, termasuk Duta Besar Australia untuk Pengendalian Senjata dan Kontra-Proliferasi, Ian Biggs, dan Duta Besar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa dan Duta Besar untuk Perlucutan Senjata, Amanda Gorely.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan bahwa Australia memiliki tradisi yang membanggakan dalam keterlibatan internasional yang konstruktif dan pragmatis untuk mendukung non-proliferasi dan perlucutan senjata nuklir.
Dr Zala mengatakan meskipun dia tidak percaya rencana kapal selam nuklir akan menjadi titik utama dalam hubungan Indonesia-Australia, namun hal itu akan "menambah ketegangan".
Ia juga memperkirakandelegasi Australia akan "ditanyakan beberapa pertanyaan yang cukup tajam" pada konferensi di New York.
"Mengingat tantangan nyata dari kapal selam terkait antisipasi preseden yang kemungkinan terjadi, tidak akan selalu ada jawaban yang bisamemuaskan tetangga kita," katanya.
Diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News
Baca Juga: Kapal Selam Nuklir China Terus Membuntuti Kapal Perang Australia karena Dituding Memasuki Wilayahnya