Indonesia Peringatkan Soal Teknologi Nuklir di Kapal Selam

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 29 Juli 2022 | 14:47 WIB
Indonesia Peringatkan Soal Teknologi Nuklir di Kapal Selam
Ilustrasi kapal selam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia mengeluarkan peringatan keras tentang bahaya dariteknologi nuklir sebagai bahan penggerak menjelang pertemuan tingkat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pertemuan tersebut diperkirakan akan membahas rencana Australia untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir di bawah pakta AUKUS antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Dalam pengajuan untuk tinjauan PBB bulan depan tentang perjanjian non-proliferasi nuklir, Pemerintah Indonesia mengatakan pihaknya "mencatat dengan khawatir adanya konsekuensi potensial"jika mentransfer teknologi nuklir ke kapal selamdapat berdampak pada tatananglobal.

Dokumen yang dikeluarkan Indonesiatidak secara langsung merujuk Australia dan perwakilanIndonesia sudahmenegaskanhal ini bukan sebuahtanggapan langsung terhadap pakta AUKUS.

Namun, Pemerintah Indonesia berulang kali menyampaikan kegelisahankapal selam berteknologi nuklir milik Australia.

Dokumen yang diajukan PBBmengulangi beberapa argumen yang juga pernah dipakai oleh mereka yang menentang kapal selam nuklir Australia.

Tertulis dalam dokumen tersebut jika"Indonesia menilai setiap kerja sama yang melibatkan transfer bahan dan teknologi nuklir untuk tujuan militer dari negara-negara pemilik senjata nuklir ke negara-negara non-senjata nuklir akan meningkatkan risiko yang berhubungan dengan konsekuensi bencana kemanusiaan dan lingkungan."

Melakukan transfer uranium yang diperkaya untuk kapal selam bertenaga nuklir diizinkan berdasarkan perjanjian non-proliferasi nuklir dan Australia telah berulang kali mengatakan tidak berniat mengembangkan senjata nuklir.

Namun dalam dokumen yang diajukan ke PBB tersebut Indonesiamemperingatkanpengecualian penggunaan nuklir yang berhubungan dengan angkatan lautdalam perjanjian "bisa dimanfaatkan untuk mengalihkan materi itu ke program senjata nuklir."

Baca Juga: Kapal Selam Nuklir China Terus Membuntuti Kapal Perang Australia karena Dituding Memasuki Wilayahnya

Menutup jalur proliferasi

Benjamin Zala dari Australian National University mengatakan kekhawatiran yang diangkat oleh Indonesia "menggemakan kegelisahan umum di antara pendukung non-proliferasi tentang preseden yang ditetapkan oleh proyek kapal selam AUKUS."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI