Suara.com - Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah yang jatuh pada tanggal 30 Juli 2022, umat muslim bisa saling mengingatkan dan saling memperbaiki diri. Muharram dikatakan sebagai bulan yang mulia karena terdapat amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan umat Islam, yaitu berpuasa. Saking mulianya, bahkan Muharram dijuluki sebagai syahrullah alias bulan Allah SWT.
Pada hari Jumat ini akan dilangsungkan shalat Jumat sehingga tema khutbah "Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah" akan menjadi tema utama yang bisa disampaikan kepada jamaah shalat Jumat. Seperti Apa contoh khutbah Jumat bulan Muharram? Mari simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Contoh Khutbah Jumat Bulan Muharram
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati oleh Allah SWT,
Baca Juga: 5 Amalan Hari Jumat yang Dianjurkan Rasulullah SAW
Seperti halnya tahun masehi, tahun hijriah juga merupakan bagian dari fenomena alam biasa. Secara ringkas, jika kalender masehi mendasarkan penghitungan pada peredaran bumi mengelilingi matahari, maka kalender hijriah mengacu pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Karena itulah kita sering mendengar bahwa kalender hijriah disebut pula kalender qamariyah (qamar artinya bulan), sedangkan kalender masehi dikenal dengan sebutan kalender syamsiyah (syams artinya matahari).
Namun demikian, di balik posisinya sebagai fenomena alam tersebut, ada banyak keistimewaan-keistimewaan karena agama memang menjadikannya demikian. Islam telah mengajarkan bahwa ada kelebihan-kelebihan tertentu antara satu bulan dengan bulan yang lainnya dalam kalender hijriah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat at-Taubah ayat 36: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah SWT adalah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah SWT pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia). Itulah (ketetapan) agama yang lurus".
Ayat tersebut menjelaskan bahwa tidak semua bulan berkedudukan sama, dan dalam Islam ada empat bulan utama di luar Ramadhan, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan juga Rajab.
Karena kemuliaan bulan-bulan itulah, Islam lantas menganjurkan seluruh umat muslim untuk memanfaatkan momentum tersebut sebagai ikhtiar untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Umat muslim didorong untuk memperbanyak puasa, dzikir, sedekah, serta solidaritas kepada sesama.
Perlu dipahami, bahwa dalam setiap rentang waktu tertentu (hari, pekan, bulan, dan tahun) selalu terkandung bagian waktu yang diistimewakan. Misalnya waktu antara maghrib dan isya, sepertiga malam terakhir, hari Jumat, bulan Ramadhan, bulan Muharram, dan waktu-waktu lainnya. Dalam waktu-waktu spesial itulah pahala akan dilipatgandakan, dosa-dosa bisa dihapus, dan doa-doa kemungkinan besar akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Baca Juga: Khutbah Jumat Tahun Baru Islam 2022 dan 5 Rekomendasi Topik
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah SWT,
Allah SWT memang telah menganugerahi kita kesempatan-kesempatan emas yang begitu banyak. Allah SWT mengutamakan waktu-waktu tertentu karena hendak memberikan keutamaan pada hamba-hamba-Nya.
Di antara banyak amalan yang sangat dianjurkan di bulan pertama kalender hijriah ini adalah puasa. Di dalam hadits riwayat Ibnu Majah dijelaskan: "Seseorang datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya, ‘Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?' Nabi menjawab, ‘Puasa di bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram".
Melalui riwayat Ibnu Majah pula, puasa pada hari Asyura (10 Muharram) disebut sebagai bagian dari amalan untuk menghapus dosa-dosa setahun yang sudah lewat. Selain 10 Muharram, puasa juga dianjurkan pada hari-hari lain di bulan Muharram ini.
Selain puasa, amalan lain yang bisa digiatkan adalah meningkatkan solidaritas antar sesama. Kebanyakan umat muslim, utamanya di Indonesia, menjadikan momen Muharram sebagai “lebaran anak yatim” dengan memberikan santunan pada anak-anak yang kehilangan orang tua dan secara ekonomi lemah.
Ada banyak hikmah di bulan Muharram, seperti yang telah diuraikan dalam contoh khutbah Jumat Muharram di atas.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama