Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bakal memanggil satu ajudan atau aide-de-camp (ADC) Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang sebelumnya mangkir dari pemeriksaan.
Dari tujuh ajudan Sambo, baru enam orang yang memenuhi panggilan pemeriksaan Komnas HAM terkait peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J pada Jumat (8/7/2022) lalu.
"Yang belum datang akan kami mintai keterangan," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/7/2022).
Anam belum mengungkapkan waktu pemeriksaan terhadap salah satu ajudan Ferdy Sambo itu. Namun dipastikan keterangan dari ajudan itu sangat penting guna mengungkap peristiwa penembakan tersebut.
Sebelumnya, 6 ajudan termasuk Bharada E yang diduga menembak Brigadir J telah datang memenuhi panggilan pemeriksaan Komnas HAM pada Selasa (26/7/2022) lalu.
Awalnya hanya lima ajudan Ferdy Sambo yang datang sekitar pukul 09.50 WIB. Kemudian disusul Bharada E pada pukul 13.25 WIB.

Pada pemeriksaan itu keenam ajudan didalami pengetahuannya dalam peristiwa penembakan. Terungkap sesaat sebelum peristiwa penembakan mereka bersama Brigadir J masih sempat tertawa pada sebuah momen yang santai. Momen itu juga mematahkan spekulasi yang menyebut Brigadir J tewas bukan di Jakarta.
Dugaan Pelecehan
Brigadir J sebelumnya tewas ditembak oleh Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB. Brigadir J merupakan sopir istri, Ferdy Sambo. Sedangkan, Bharada E merupakan ajudan daripada Ferdy Sambo.
Baca Juga: Fakta-fakta Isi 20 Video CCTV Kasus Brigadir J yang Dibongkar Komnas HAM
Tiga hari setelah kejadian, Ramadhan menyebut Bharada E menembak Brigadir J karena diduga melecehkan istri Kadiv Propam.