Putus Asa Akibat Perang Tiada Henti, Kota Idlib Suriah Dilanda Bunuh Diri Massal

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 28 Juli 2022 | 12:45 WIB
Putus Asa Akibat Perang Tiada Henti, Kota Idlib Suriah Dilanda Bunuh Diri Massal
Pengungsi Suriah tengah berjemur setelah badai menerjang kamp pengungsian mereka di Bar Elias, Lembah Bekaa, Lebanon. Foto diambil pada 26 Januari 2016. [AFP/Hassan Jarrah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda, pembaca, yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental

***

Kota Idlib, yang terisolasi, didera kemiskinan, dan dilanda perang disebut sebagai “kubu pemberontak yang tersisa” di Suriah. Kebanyakan orang di sana bergantung pada bantuan darurat untuk bertahan hidup.

Penduduk setempat mengatakan keputusasaan telah menjadi endemik di Suriah barat laut, dengan semakin banyak jumlah anak muda yang bunuh diri.

Lebih dari dua tahun lalu, dalam bulan-bulan terakhir serangan yang telah berlangsung hampir setahun di provinsi Idlib, hampir satu juta orang mengungsi. Itu adalah eksodus massal terbesar dalam Perang Suriah.

Mantan pejuang pemberontak Salim al-Anjoki termasuk di antara mereka yang mengungsi setelah kotanya direbut oleh pasukan pemerintah Suriah. Bersama istri dan delapan anaknya, ia akhirnya tinggal dalam kamp yang padat. Tempat ini lebih dekat ke kota Idlib.

Tahun berikutnya, putra sulungnya meninggal.

“Anak saya bunuh diri. Mohammed Salim Anjoki, usia 17 tahun. Ketika kami mengungsi ke kamp ini, dia mengalami gangguan kejiwaan. Dia tidak bisa menerima situasi ini,” kenangnya.

Meskipun tumbuh dalam zona perang, Mohammed tetap sekolah. Ia belajar memperbaiki mobil untuk membantu memberi nafkah keluarganya. Di kamp, dia harus putus sekolah dan tidak bekerja. Ayahnya mengatakan dia merasa tidak punya masa depan.

Baca Juga: Konflik Suriah dan Ekspor Gandum Ukraina Jadi Sorotan KTT Iran-Rusia-Turki

Dokter-dokter mengatakan bahwa bunuh diri di kalangan pemuda di Idlib menjadi semakin biasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI