Suara.com - Pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang menganggap biasa kasus perundungan atau bullying terhadap anak kecil dinilai berdampak besar, kendati Uu sendiri telah meminta maaf.
Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat IX, TB Hasanuddin mengatakan pernyataan Uu sudah pasti meninggalkan luka untuk keluarga korban meninggal akibat perundungan di Tasikmalaya.
Ia berujar apa yang menjadi pernyataan Uu telah menunjukan bahwa tidak ada kepekaan yang dimiliki Uu selaku seorang pemimpin. Seharusnya Uu bisa berpikir lebih dulu dampak dari apa yang ia katakan.
"Pikirkan juga dampak secara fisik, mental, dan emosional bagi para korban yang mengalami bullying dan juga keluarganya. Tak perlu membuat pernyataan yang malah menimbulkan kontroversi," kata Hasanuddin, Kamis (28/7/2022).
Baca Juga: Profil Uu Ruzhanul Ulum, Wagub Jabar Ditegur Ridwan Kamil Gegara Pernyataan Kasus Bullying Anak
Hasanuddin lantas meminta agar pemimpin tidak mengulangi apa yang dilakukan Uu. Ia berharap pemimpin memiliki pengetahuan serta etika dalam menanggapi kasus, terlebih menyoal hal-hal sensitif di masyarakat.
"Saya kira seorang pejabat publik harus memiliki etika dan pengetahuan. Terlebih seorang pemimpin jangan asal bicara dan mestinya harus memiliki empati terhadap korban bullying terlebih anak-anak," ujar Hasanuddin.
Sementara itu, berkaitan dengan kasus perundungan dan pemaksaan anak untuk menyetubuhi kucing, Hasanuddin menegaskan bahwa tindakan tersebut bukan merupakan candaan. Apalagi diketahui perundungan tersebut membuat korban depresi hingga meninggal dunia.
Karena itu ia meminta agar kasus-kasus serupa dapat ditangani secara pidana sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
"Kita punya Undang-Undang Perlindungan Anak, ada juga Undang-Undang tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). Nah bagaimana ini bisa ditegakkan sebagai perlindungan terhadap korban dan juga memberikan efek jera bagi pelaku."
Minta Maaf
Diketahui, Uu beberapa waktu lalu menjadi sorotan usai menyebut kasus perundungan atau bullying anak merupakan hal biasa.
Wagub Jabar itu pun melayangkan permohonan maafnya karena sempat meminta agar pelaku perundungan anak SD di Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang memaksa menyetubuhi kucing hingga korban meninggal dunia tak diproses hukum.
Dia mengaku mendapatkan teguran dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan mengapresiasi kritik dari seluruh kalangan.
"Jadi yang pertama, saya mohon maaf menyampaikan hal semacam itu," ujar Uu di Gedung Sate, Kota Bandung, dalam keterangan resmi yang diterima Selasa 26 Juli 2022.
"Yang saya sampaikan saat saya bercanda dengan rekan media, teman dengan teman suka ledek itu biasa. Tetapi sebenarnya itu tidak boleh, sekali pun hal biasa, itu tidak boleh," kata dia.
Uu mengakui kekeliruan atas pembicaraan atau pernyataan yang sempat ia lontarkan.
"Mohon maaf atas kesalahan pernyataan saya tentang hal itu, karena memang saya dulu pernah kecil, dan waktu kecil suka saling ledek. Oleh karena itu mohon maaf atas kesalahan saya,” katanya
Wagub Jabar menganggap kasus persetubuhan dengan kucing hal biasa. Hal itu juga karena semasa kecil, Wagub Uu mengaku seringkali mendengar candaan seperti itu.
"Mohon maaf yah, saya juga dulu pernah lah melakukan candaan semacam itu, sering saya denger kejadian seperti itu. Bahkan teman saya (seolah-olah bersetubuh) dengan kerbau dan tetangga saya dengan ayam, candaan biasa lah, mungkin karena ada medsos itu jadi viral," ucap Uu saat mengunjungi keluarga korban bully di Tasikmalaya, Sabtu, 23 Juli 202 lalu.
Lebih lanjut, Uu menyimpulkan bahwa, tidak ada persetubuhan yang dilakukan korban perundungan yang dipaksa bersetubuh dengan kucing. Hal itu ia nilai berdasarkan video viral yang juga dilihatnya.
Tanggapan Warganet
Ungkapan itu sontak viral dan kembali menuai kontroversi. Warganet melalui unggahan @AREAJULID di jejaring media sosial Twitter tampak geram dengan pernyataan tersebut.
Dirangkum Beritahits.id, begini sejumlah tanggapan warganet yang merasa kecewa dengan ucapan Wagub Jabar itu.
""Wajar, namanya anak-anak", "Mainan anak-anak", "anak-anak suka gitu". Mewajarkan hal yang salah dengan tameng "anak-anak". Harusnya nggak boleh gitu, nanti anak-anak jadi kebiasaan ngelakuin hal yang salah," tulis @olen***.
"Aneh, candaan bersetubuh sama binatang kok diwajarkan. Hadeh," ungkap @hae***.
"Mau lo ngen*** sama nyamuk juga bodoamat tapi nggak usah pake pengalaman lo untuk menormalisasikan yang dialami orang lain," imbuh @Diajeng***.
"Ye itu lingkungan lo nggak bener pak gimana sih, udah tau nggak bener malah dilanjutin sampai tua. Canda-canda emang pada ketawa? Lomba stand up comedy apa begimana?" tutur @icar***.