Rusia akan Keluar dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, Apa Dampaknya?

SiswantoBBC Suara.Com
Kamis, 28 Juli 2022 | 11:34 WIB
Rusia akan Keluar dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, Apa Dampaknya?
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rusia menyatakan akan mundur dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada tahun 2024 dan kemudian membangun stasiun sendiri sebagai gantinya.

Kepala baru Badan Antariksa Rusia Roskosmos, Yuri Borisov, mengatakan lembaganya akan tetap menjalankan semua kewajiban di ISS hingga dua tahun mendatang.

Amerika Serikat dan Rusia, bersama dengan mitra lainnya, telah bekerja sama di ISS sejak tahun 1998.

Tetapi hubungan memburuk sejak Rusia menginvasi Ukraina. Rusia sebelumnya telah mengancam akan keluar dari proyek tersebut karena sanksi negara-negara Barat terhadap mereka.

Baca Juga: Rusia Tegaskan Siap Menarik Diri dari ISS

ISS adalah sebuah proyek bersama yang melibatkan lima badan antariksa. Stasiun ruang angkasa ini telah mengorbit di sekitar Bumi sejak tahun 1998 dan telah digunakan untuk melakukan ribuan eksperimen ilmiah.

Stasiun itu disetujui untuk beroperasi hingga 2024, tetapi AS ingin memperpanjangnya selama enam tahun lagi dengan persetujuan semua mitra.

Baca juga:

Pada saat pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Borisov menyebut keputusan diambil untuk keluar dari proyek itu setelah tahun 2024.

"Saya pikir, saat ini, kami akan mulai menyusun stasiun orbit Rusia," kata Borisov, seraya menambahkan bahwa stasiun baru itu adalah prioritas utama agensinya.

Baca Juga: Astronaut NASA Jessica Watkins Menjadi Perempuan Kulit Hitam Pertama di Kru ISS

"Bagus," jawab Putin.

Belum jelas apa arti keputusan Rusia itu bagi masa depan ISS. Seorang pejabat senior NASA mengatakan kepada Reuters, bahwa badan antariksa AS itu belum diberitahu secara resmi tentang rencana Rusia.


Analisis Jonathan Amos, Koresponden Isu Sains

Rusia telah memicu polemik tentang rencana penarikan diri mereka dari ISSu, walaupun tidak jelas seberapa serius pernyataan tersebut.

Rusia telah berbicara tentang rencana membangun pos terdepan mereka sendiri, yaitu Stasiun Layanan Orbital Rusia. Namun rencana itu akan membutuhkan komitmen finansial yang sejauh ini belum ditunjukkan oleh pemerintah Rusia.

Memang, elemen-elemen Rusia di ISS sudah tua, tetapi para insinyur memandang bahwa modul-modul tersebut masih dapat bekerja hingga 2030.

Jika Rusia mundur, tidak diragukan lagi langkah akan menimbulkan masalah. Stasiun ISS dirancang sedemikian rupa sehingga membuat negara-negara mitra saling bergantung satu sama lain.

Bagian AS di ISS yaitu menyediakan kekuatan, sementara pihak Rusia menyediakan propulsi atau pendorong untuk menjaga platform agar tidak jatuh ke Bumi.

Artinya, jika kemampuan pendorong Rusia ditarik atau tidak berkerja lagi, maka AS dan mitra lainnya, yaitu badan antariksa Eropa, Jepang, dan Kanada, perlu memikirkan atau merancang cara lain secara berkala guna mengangkat stasiun lebih tinggi di langit.

Itu adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh robot pengangkut barang Amerika.


Kerja sama di ISS antara Rusia dan AS tampaknya relatif tidak terdampak perang di Ukraina.

Kedua negara telah menandatangani perjanjian awal bulan ini untuk mengizinkan kosmonot Rusia melakukan perjalanan ke stasiun dengan pesawat ruang angkasa AS dan sebaliknya.

Perjanjian itu akan "mempromosikan pengembangan kerja sama dalam kerangka program ISS", mengutip pernyataan Roskosmos.

Namun, perang telah menghantam sektor kerja sama lain antara Rusia dan negara-negara Barat.

Badan Antariksa Eropa (ESA) telah mengakhiri kolaborasinya dengan Roskosmos untuk meluncurkan penjelajah ke Mars.

Kemudian, Rusia juga telah menghentikan peluncuran pesawat ruang angkasa Soyuz dari situs peluncuran ESA di Guyan, Prancis.

Uni Soviet dan Rusia memiliki sejarah panjang dalam eksplorasi ruang angkasa. Pencapaian-pencapaian seperti mengirimkan manusia pertama di luar angkasa pada tahun 1961 tetap menjadi sumber kebanggaan nasional.

Dalam pertemuannya dengan Putin, pimpinan Roskosmos, Borisov mengatakan stasiun ruang angkasa Rusia yang baru akan memberikan negaranya layanan berbasis ruang yang dibutuhkan untuk kehidupan modern, misalnya navigasi dan transmisi data.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI