Suara.com - Menjelang Tahun Baru Islam 2022 atau 1 Muharram 1444 Hijriah, terdapat amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam. Beberapa amalan sunnah yang dianjurkan tersebut yaitu puasa Asyura dan Tasua. Lantas kapan pusa Asyura dan Tasua?
Kedua puasa ini sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW setelah bulan Ramadhan. Asal mula dianjurkannya puasa ini disebutkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, ia mengatakan bahwa ketika Rasulullah tiba di Madinah beliau menjumpai seorang Yahudi yang berpuasa di hari Asyura, beliau kemudian bertanya kepada masyarakat Yahudi, "ada apa ini?"
Masyarakat Yahudi menjawab, "ini adalah hari yang baik, di hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya (Fir'aun), maka Nabi Musa berpuasa di hari ini."
Rasulullah bersabda, "kami ummat Islam lebih berhak meneladani Nabi Musa dibanding kalian." kemudian Rasulullah berpuasa dan Menganjurkan umat Islam untuk berpuasa di hari itu (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Jadwal ANBK 2022 Lengkap untuk SD, SMP, SMA dan Sederajat, Cek di Sini!
Sejak saat itulah Nabi dan para sahabatnya berpusa. Puasa Asyura, menjadi puasa sunnah yang paling utama di antara puasa sunnah di bulan Muharram lainnya.
Sehingga sebagai pembeda umat Islam dengan umat Yahudi, Rasulullah menganjurkan untuk berpuasa satu hari sebelum atau sesudah asyura, puasa ini disebut dengan puasa Tasua.
Waktu Puasa Asyura dan Tasua
Di Indonesia terdapat dua versi pendapat mengenai penetapan Tahun Baru Islam. Adapun jika merujuk dari SKB 3 Menteri menetapkan awal 1 Muharram 1444 H atau Tahun Baru Islam 2022 akan diperingati pada Sabtu, 30 Juli 2022 mendatang.
Sedangkan Muhammadiyah menetapakan 1 Muharram 1444 H pada 29 Juli 2022. Namun, penetapan waktu oleh pemerintah ini bisa jadi dapat berubah.
Baca Juga: Doa Sholat Dhuha yang Mujarab Beserta Tata Cara Mengerjakannya
Puasa Tasua sendiri dilaksanakan tanggal 9 Muharam setiap tahunnya. Sehingga jika merujuk pada penetapan bulan Muharram di 2022 ini, puasa Tasua dapat dilakukan pada 6 Agustus versi Muhammadiyah dan 7 Agustus 2022 versi pemerintah.
Sedangkan, puasa Asyura dapat dilaksanakan tanggal 10 Muharram setiap tahunnya. Pasa Asyura ini dikerjakan tanggal 8 Agustus 2022 atau sehari setelah mengerjakan puasa Tasua.
Puasa Tasua dan Asyura disebut sebagai sebaik-baiknya puasa di bulan Muharram. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharam. Dan salat yang paling utama setelah salat wajib adalah shalat malam [Tahajud],” (H.R. Muslim).
Niat Puasa Asyura dan Tasua
Sama seperti puasa sunnah lainnya, puasa Asyura dan Tasua juga diawali dengan membaca niat. Berikut ini bacaan niatnya:
1. Niat Puasa Asyura
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâla’i sunnatil asyura lillahi ta‘ala."
Artinya: Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT”.
2. Niat Puasa Tasua
"Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatit Tasu‘a lillahi ta‘ala"
Artinya: Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.
Niat puasa Tasua bisa dibaca pada malam hari dengan dilafalkan lewat lisan (jahr) maupun dalam hati (sirr). Meski begitu, puasa Tasua tergolong sebagai puasa sunah.
Artinya niatnya dapat juga dibaca pada waktu pagi harinya selama orang yang menjalankan belum makan-minum ataupun melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa lainnya.
Jika niat puasa Tasua diucapkan setelah terbitnya fajar, lafal niatnya adalah sebagai berikut:
"Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatit Tasu‘a lillahi ta‘ala"
Artinya: Aku berniat puasa sunah Tasu’a pada hari ini karena Allah SWT
Berbeda halnya dengan puasa di bulan Ramadan (puasa wajib), umat muslim yang akan melakukannya harus membaca niat sejak malam hari. Sedangkan niat puasa sunah Tasua dapat dibaca di pagi hari ini. Ketentuan tersebut tergambar dalam hadis riwayat Aisyah RA:
“Nabi SAW pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau berkata: 'Apakah kamu memiliki sesuatu untuk dimakan?' Aku pun menjawab: 'Tidak ada'.
Beliau pun berkata: 'Kalau begitu saya puasa saja sejak sekarang'. Kemudian. di hari lain beliau menemuiku, lalu aku katakan pada beliau: 'Aku baru saja dihadiahkan hays [jenis makanan berisi campuran kurma, samin, dan tepung]' Lantas, beliau bersabda: 'Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa'. Lalu beliau menyantapnya," (H.R. Muslim).
Tata Cara Puasa Asyura dan Tasua
Tata cara puasa Asyura dan Tasua sama seperti puasa-puasa lainnya, baik wajib maupun sunnah yang membedakan hanya bacaan niatnya dan jadwal pelaksanaannya. Untuk waktu pelaksannanya sama, yaitu dimulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.
Selama berpuasa, umat Islam dilarang untuk melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasanya sampai tiba waktunya berbuka.
Amalan Sunnah Lainnya di Bulan Muharram
Selain puasa sunnah Asyura dan Tasua, terdapat beberapa amalan sunnah lainnya yang dapat dikerjakan oleh umat Islam.
Bersedekah di hari Asyura menjadi amalan yang sangat dianjurkan ketika bulan Muharram. Perintah ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Siapa yang puasa hari Asyura, dia seperti puasa setahun. Dan siapa yang bersedekah pada hari itu, dia seperti bersedekah selama setahun.”
Menurut mazhab Maliki, bersedekah di bulan Muharram sangatlah dianjurkan. Sedangkan pendapat mazhab lainnya, tidak menganjurkannya karena tidak ada landasan dalil yang secara khusus menyebutkan hal tersebut. Penyebabnya adalah mereka mendhaifkan hadits di atas.
Amalan sunnah lainnya yaitu menyantuni anak yatim dan menjamu tamu. Diriwayatkan bahwa Rasul SAW sangat menyayangi anak-anak yatim, dan menyebut jika lebih menyayangi mereka dibanding hari 10 Muharram (Asyura).
Selain itu, Rasulullah juga menjamu serta bersedekah pada tanggal 10 muharram tidak hanya pada anak-anak yatim saja, tetapi juga keluarga, anak, suami, istri, dan orang orang terdekat, karena itu sunnah bagi Beliau dan sebagai pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (Faidhul qadir juz 6 hal 235-236).
Diriwayatkan pula, jika sayyidna Umar ra juga menjamu tamu dengan jamuan khusus, pada saat malam 10 muharram (Musnad Imam Tabrani/ Tafsir Ibn katsir Juz 3 hal 244).
Nah itulah tadi ulasan mengenai kapan puasa Asyura dan Tasua? Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, hendaknya kita mengikuti amalan-amalan sunnah yang dikerjakan selama bulan Muharram.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari