Menurut dr. Ovi, kondisi pasien baik dan stabil. Pihaknya menunggu konfirmasi dari pihak rumah sakit untuk memastikan kapan jemaah sudah bisa keluar dari RSAS dan melanjutkan pemulihan di KKHI Makkah.
“Kondisi pasien kami pantau setiap hari,” ujarnya.
Pasien yang dirawat di RSAS umumnya membutuhkan penanganan medis yang lebih lanjut, yang memang tidak bisa ditangani di KKHI. Salah satunya adalah Muhadi, jemaah haji asal wonosobo.
Muhadi mengalami serangan jantung pada saat menjalankan puncak haji di Armuzna. Serangan pertama terjadi di arafah, dan serangan kedua terjadi di mina saat hari terakhir lontar jumrah.
Pada saat serangan, muhadi langsung di rujuk ke RSAS Mina Al Wadi.
“Di hari terakhir didorong (pakai kursi roda) sama temen2nya ke jamarat pakai kursi roda tanpa sepengetahuan saya. Kembalinya, ketika kita naik bis, kena serangan kedua, di saat saya sedang tangani jemaah heat stroke,” ujar dokter penanggung jawab kloter dr. Halimah
Di RSAS, Muhadi langsung mendapatkan tindakan Coronary Artery Bypass Graft (CABG) atau operasi Bypass. Di hari ke-10, kondisi muhadi sudah baik, namun masih diobservasi dan menunggu keputusan dari RSAS untuk Muhadi dapat dipulangkan ke KKHI.
“Mau diurus tanazulnya, tapi menunggu konfirmasi dari RSAS kapan bisa pulang,” lanjutnya.
Muhadi sendiri merupakan jemaah haji gelombang dua, dimana kloternya akan bergerak ke madinah di tanggal 28 untuk melaksanakan ibadah Arbaiin. Namun yang bersangkutan setuju untuk nantinya ditanazulkan, mengingat masih membutuhkan pengobatan yang lebih lanjut di Indonesia
Baca Juga: Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 27 Juli 2022, Berapa Kloter?
“Aku arep (mau) pulang nang (ke) Indonesia wae (saja)” ujar Muhadi.