Fenomena Citayam Fashion Week, Waketum MUI: yang Penting Jangan Ganggu Kepentingan Umum

Selasa, 26 Juli 2022 | 19:04 WIB
Fenomena Citayam Fashion Week, Waketum MUI: yang Penting Jangan Ganggu Kepentingan Umum
Wakil Ketua Umum MUI Marsudi Syuhud saat ditemui di sela-sela penyelenggaraan Milad ke-47 MUI di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (26/7/2022). (Suara.com/Ummi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum MUI Marsudi Syuhud menilai fenomena Citayam Fashion Week (CFW) di Kawasan Integrasi Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat sebagai bentuk kreativitas khususnya anak-anak muda.

Ia menyebut fenomena CFW yang dilakukan di tempat penyeberangan jalan semata-mata untuk mencari perhatian kepada publik.

"Namanya saja orang banyak yang mempunyai keinginan-keinginan yang diperhatikan orang banyak juga, maka ketika di jalan ada yang penyebrangan menjadi fashion show, fashion week itu ya mencari perhatiaan publik itu sebuah kreativitas," ujar Marsudi di sela-sela Milad ke-47 MUI di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Meskipun dianggap sebagai kreativitas, Marsudi berharap apa yang dilakukan anak-anak muda tersebut tak sampai mengganggu ketertiban dan kepentingan umum.

Baca Juga: Petugas DLH Perkosa Anak 16 Tahun di Atas Kapal, Anggota DPRD PDIP Singgung Titipan Pejabat Saat Rekrutmen

"Saya harapkan kreativitas yang terpenting jangan menganggu kepentingan umum, jangan mengganggu kepentingan umum itu," kata dia.

Di satu sisi, Marsudi menyarankan perlu disediakan lokasi untuk kreativitas anak muda yang dikenal dengan SCBD atau Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok.

"Lebih baik dibuat di tempat mana yang kemudian disampaikan ke publik bisa melalui teknologi dan menjadi tepat," tutur Marsudi.

Ketika ditanya soal adanya perilaku LGBT di Citayem Fashion Week, Marsudi menyebut perilaku LGBT sebagai sebuah penyakit. Namun kata dia, hal tersebut bisa disembuhkan.

"Itu kan masalah kemanusiaan yang banyak orang menyampaikan itu sebuah ada yang mengatakan sebuah penyakit, ada dikatakan apa. Tapi yang penting kalau psychological sickness itu dipahami bisa disembuhkan. Kalau penyakit berusaha disembuhkan, apa saja yang sudah disampaikan ulama terdahulu sampai sekarang," jelasnya.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Bertemu Teman Virtual

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI