Suara.com - Bharada E, polisi terduga penembak Brigadir J akhirnya muncul di gedung Komnas HAM, Selasa (26/8/2022) menyusul tujuh orang ajudan Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo. Saat tiba di gedung Komnas HAM, Bharada E yang berpakaian serba hitam hanya menunduk saat disorot kamera para jurnalis.
Pantauan Suara.com, Bharada E tidak mau berbicara alias bungkam ketika ditanya terkait pemeriksaannya di Komnas HAM. Bharada E lebih bergegas masuk ke gedung Komnas HAM untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus tewasnya Brigadir J.
Terkait kedatangan Bharada E untuk menjalani pemeriksaan kasus itu juga terkonfirmasi oleh Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam saat dikonfirmasi wartawan.
"Ya (benar Bharada E)," kata Anam. '
Baca Juga: Kasus Brigadir J: Komnas HAM Periksa 5 Ajudan Ferdy Sambo, Bharada E Belum Datang
Secara kesuluruhan tujuh aide de camp (ADC) atau ajudan dari Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang dipanggil telah memenuhi agenda pemeriksaan Komnas HAM.
Sebelumnya, Anam menyebut pemeriksaan terhadap ajudan Sambo terkait kronlogi penembakan yang menewaskan Brigadir J.
"Pertama pasti kami akan mengkonfirmasi beberapa yang sudah keluar di publik ya, terkait Brigadir J misalnya tembak menembak dan sebagainya itu pasti," kata Anam saat ditemui wartawan.
Dikatakanya proses pemeriksaan dilakukan dengan dua metode, pemeriksaan secara sendiri-sendiri dan secara bersamaan.
"Memang pasti sendiri-sendiri dan ada yang satu tempat bersama. Karena kami kepengen tahu detail apa yang terjadi, konteksnya apa dan sebagainya," kata Anam.
Baca Juga: Bharada E Tak Hadir di Komnas HAM, Taufan Damanik: Kami Belum Tahu Dimana Keberadaannya
Kata Anam seluruh ajudan Sambo menjadi penting untuk diperiksa demi melihat kontruksi peristiwa penembakan Brigadir J.
"Memang salah satu tugas Komnas HAM yang paling penting adalah membuat rangkaian peristiwa. Jadi ADC ini menjadi salah satu pilar utama dalam konstruksi peristiwa dan bagaimana melihat peristiwa kematian Brigadir J ini," kata Anam.
"Jadi kami kepingin komprehensif, analisa-analisa yang berkembang di publik saat ini, kami kepingin tahu persis apa dan bagaimana peristiwa itu terjadi."