PM Albanese juga menjawab mengapa dia tidak mempertimbangkan menutup perbatasan ke Indonesia meskipun ada kekhawatiran yang meningkat.
"Ya, karena Federasi Tani Nasional tidak mengusulkan itu, begitu pula organisasi pertanian tertinggi. Jika kita melakukannya, tentu saja akan ada tanggapan dari sana," katanya.
"Yang kita coba hindari adalah dampaknya pada perdagangan, dan untuk itu kita tidak bisa melakukannya hanya dengan melompat ke kebijakan yang tidak pernah diambil dan diterapkan oleh pemerintah sebelumnya."
Menteri Pertanian Australia, Murray Watt, hari Jumat lalu (22/07) memberi kuasa kepada petugas biosekuriti di bandara Australia untuk memerintahkan para pelaku perjalanan melepas sepatu mereka atau berjalan di atas keset sanitasi saat mereka kembali dari tempat yang diidentifikasi sebagai 'hot spots' seperti Bali.
Wisatawan yang kembali dari Indonesia akan diarahkan untuk berjalan di atas keset yang berfungsi membersihkan dan menghilangkan kotoran atau partikel dari bagian bawah sepatu.
Tapi Menteri Murray mengatakan tidak semua pelaku perjalanan dari Indonesia akan diminta melakukannya, hanya mereka yang termasuk dalam kategori 'berisiko tinggi' seperti yang menyatakan pernah ke area pertanian dan peternakan atau membawa produk tertentu di kartu imigrasi kedatangan.
“Penting untuk dicatat bahwa Australia saat ini bebas dari penyakit mulut dan kuku, dan bahwa produk-produk buatan Australia akan terus tersedia untuk dunia,” kata PM Albanese.
“Dan penting bagi kita untuk mencoba melakukan apa saja yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan posisi itu."
Diproduksi oleh Hellena Souisa untuk ABC Indonesia
Baca Juga: PM Australia Anthony Albanese Pertimbangkan Undangan Presiden Ukraina