Setahun Pembunuhan Presiden Jovenel Moise, Haiti Makin Kacau, Kekerasan Antargeng Makin Menjadi

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 25 Juli 2022 | 10:39 WIB
Setahun Pembunuhan Presiden Jovenel Moise, Haiti Makin Kacau, Kekerasan Antargeng Makin Menjadi
Seorang pria merekam dirinya di depan ban yang terbakar selama pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan anak dan orang dewasa berlindung di sebuah gedung SMA di ibu kota Haiti hari Sabtu (23/7), setelah melarikan diri dari penembakan yang terjadi di lingkungan mereka, di mana pertempuran antara dua geng yang saling bermusuhan selama beberapa minggu terakhir telah menewaskan puluhan orang dan menghancurkan rumah-rumah warga.

Francisco Seriphin, koordinator umum kelompok komunitas agama Kizito, mengatakan bahwa 315 orang berlindung di dalam gedung sekolah Saint-Louis de Gonzague, yang terletak di distrik Delmas yang bersebelahan dengan wilayah Cite Soleil yang marak aksi kekerasan.

“Anak-anak mengatakan bahwa situasinya memburuk pada hari Sabtu, 16 Juli. Mereka tidak bisa menemukan air minum, makanan, mereka ingin keluar, maka itu pada hari Minggu kami membawa mereka keluar,” ujarnya.

Sekolah itu sedang libur musim panas, sehingga ruang-ruang kelas di SMA itu diubah menjadi asrama, tempat remaja, anak-anak dan balita tidur di kasur-kasur kecil yang disediakan organisasi nirlaba itu.

Sementara orang-orang dewasa tidur di lantai tanpa matras.

Anak-anak mengobrol sambil bersenda gurau di lapangan sekolah hari Sabtu, sementara yang lain bermain sepak bola, basket atau lompat tali.

Seriphin mengatakan, banyak di antara anak-anak itu yang berlindung ke sekolah tanpa didampingi orang tua mereka.

Beberapa anak berbaris menunggu giliran untuk memberitahu informasi tentang ayah-ibu mereka, yang beberapa di antaranya hilang atau dicegah pergi dari wilayah Cite Soleil oleh kedua geng tersebut.

“Kami membutuhkan banyak bantuan,” kata Jean Michelet, yang berusia 16 tahun, yang mengaku terluka pada hari ketika pertempuran geng itu pecah di awal Juli.

Baca Juga: Dalam Empat Hari, kerusuhan Antar-Geng Di Haiti Tewaskan 234 Orang

“Saya sedang di rumah ketika perang (antar geng) pecah. Banyak sekali terjadi tembakan. Sebuah peluru menembus atap dan mengenai kepala saya. Itu terjadi di hari Sabtu. Sekolah libur, kami di rumah, dan banyak sekali tembakan hari itu. Banyak yang tewas, banyak yang tertembak, dan beberapa tidak sempat menyelamatkan diri. Situasinya sangat parah,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI