BMKG Sebut Wilayah NTT Berstatus Sangat Mudah Terjadi Karhutla

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 25 Juli 2022 | 09:54 WIB
BMKG Sebut Wilayah NTT Berstatus Sangat Mudah Terjadi Karhutla
Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan seluruh wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini berstatus sangat mudah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Semua wilayah di NTT saat ini berstatus sangat mudah terjadinya karhutla sehingga perlu diwaspadai masyarakat di daerah ini," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Senin (25/7/2022).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan kebakaran hutan dan lahan di NTT yang berlaku pada 25 Juli 2022.

Agung menjelaskan berdasarkan analisa tingkat kemudahan terbakar di atas permukaan tanah maka seluruh NTT saat ini berstatus sangat mudah (very high).

Baca Juga: Kapolda Kaltim Sebut Aplikasi Ini Bisa Minimalisir Karhutla di Kaltim, Kok Bisa?

Artinya, kata dia kondisi alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan di 22 kabupaten/kota se-NTT dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar.

"Oleh karena itu perlu mewaspadai akan ancaman karhutla yang bisa meluas dengan cepat di saat musim kemarau," katanya.

Agung mengimbau masyarakat menghindari aktivitas yang dapat memicu munculnya titik api seperti membuka lahan dengan cara membakar.

Selain itu juga tidak membuang puntung rokok sembarangan terutama di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput atau dedaunan kering yang mudah tersambar api.

Ia menambahkan kondisi angin kencang yang bersifat panas dapat membuat titik api dengan cepat meluas dan sulit dikendalikan atau dipadamkan.

Baca Juga: Hadapi Musim Kemarau, OKU Timur Tetapkan Status Siaga Karhutla

"Langkah pencegahan harus dijalankan dengan baik di masyarakat sehingga tidak terjadi karhutla yang berpotensi menimbulkan banyak kerugian," katanya. (Sumber: Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI