Selasa Besok, Jokowi Akan Memulai Kunker Tiga Negara dengan Bertemu Presiden China Xi Jinping

Senin, 25 Juli 2022 | 07:27 WIB
Selasa Besok, Jokowi Akan Memulai Kunker Tiga Negara dengan Bertemu Presiden China Xi Jinping
Jokowi bersama ibu negara bertolak ke Jateng. (Dok. Biro Pers Setpres)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menjalani kunjungan kerja (kunker) ke tiga negara mulai Selasa (26/7/2022). Adapun ia dijadwalkan akan berangkat pada Senin (25/7/2022).

Tiga negara yang dimaksud yakni China, Jepang dan Korea Selatan. Menurut jadwal, Jokowi akan menjalani kunker hingga Kamis (28/7/2022).

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menjelaskan kalau negara pertama yang bakal dikunjungi Jokowi ialah China. Kepala Negara akan tiba di Beijing pada 26 juli 2022,

Di sana ia bertemu Perdana Menteri China Li Keqiang dan Pesiden China Xi Jinping.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Persis Solo vs Dewa United: Menanti Gebrakan Laskar Sambernyawa

Retno menyebut dalam kunjungan tersebut, Jokowi akan fokus membahas penguatan kerja sama ekonomi.

"Khususnya perdagangan dan investasi," kata Retno, Kamis (21/7/2022).

Setelah dari Beijing, Jokowi melanjutkan perjalanannya ke Jepang pada Rabu (27/7/2022). Di sana ia bakal bertemu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan kalangan bisnis di Tokyo.

Retno menjelaskan kalau Jepang telah menjadi mitra ekonomi tradisional Indonesia dengan nilai perdagangan bilateral mencapai lebih dari USD 32 miliar. Investasi Jepang di Indonesia mencapai USD 2,26 miliar pada 2021.

Menutup rangkaian kunkernya, Jokowi akan menemui Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan kalangan bisnis di Seoul.

Baca Juga: Pengantin Berasa Pawai, Pengantarnya Panjang Satu Kampung

Korea Selatan merupakan mitra penting Indonesia di bidang ekonomi dengan nilai perdagangan kedua negara tahun lalu mencapai USD 18,41 miliar.

"Sementara investasi Korea Selatan di Indonesia terus bertumbuh dengan pesat, dan pada tahun 2021 mencapai USD 1,64 miliar," kata Retno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI