Suara.com - Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menggelar Medical Check Up (MCU) kepada jemaah haji gelombang dua di lima kelompok terbang (kloter). MCU perdana ini dijadwalkan kepada jemaah haji di lima kloter di antaranya JKG24, MES08, BTJ05, SOC22, UPG03.
“Masing-masing kloter 5 orang jamaah haji, tetapi pada kesempatan ini, cuma 17 orang yang hadir,” kata Koordinator MCU KKHI Madinah Muhaimin Munizu, saat memberikan laporan penyelenggaraan MCU di KKHI Madinah, Sabtu (23/7).
Muhaimin mengatakan, MCU ini akan dilakukan kepada 126 kloter jamaah haji gelombang kedua selama 21 hari kedepan. Di mana setiap harinya akan dijadwalkan 5-6 kloter dengan masing-masing 5-6 jamaah per kloter.
“Hari ini, Sabtu, 23 Juli 2022, hari pertama MCU dilakukan,” katanya.
Baca Juga: Innalillahi, Seorang Jemaah Haji Meninggal di Pesawat Dalam Perjalanan Pulang ke Tanah Air
Muhaimin menuturkan, pemeriksaan MCU meliputi anamnesis, pemeriksaan fisis, tanda vital, gula darah, rekaman jantung, USG jantung, konsultasi spesialis, farmasi dan edukasi. Ada 10 dokter dan dua perawat yang melakukan MCU kepada jamaah haji.
Petugas yang melakukan MCU dibagi menjadi tiga tim kerja, yaitu tim A, B dan C. Pada hari ini, Tim B yang melakukan MCU kepada jamaah haji.
Petugas yang melakukan MCU di antaranya Perawat Yuslin dan Hasnaeni, serta dokter umum, ada Chusnul, Mutiara, Syahraeni, dan Welly. Sementara dokter spesialisnya ada Januarsari speasialis jiwa, Muhammad Mansyur spesialis penyakit dalam, Rita spesialis paru, Rifky Mubarak spesialis rehabilitasi medik, Nur Eko, spesialis bedah dan Muhaimin Munizu spesialis jantung pembuluh darah.
“Dalam melakukan MCU ini kami dibantu oleh tim Farmasi, tenaga pendukung kesehatan dan rekam medik,” katanya.
Muhaimin mengatakan, pada saat MCU masing-masing petugas mengerjakan sesuai tugas dan spesialisasinya. Misalnya perawat Yuslin dan Hasnaeni, bertugas melakukan pemeriksaan tanda vital, GDS dan rekam jantung (EKG).
Baca Juga: Tenang, Setiap Jemaah di Madinah Pasti Dapat Tasreh Masuk Raudhah
Sementara itu, dokter umun seperti Chusnul, Mutiara, Syahraeni, dan Welly, bertugas melakukan anamnesis dan triase berdasarkan keluhan pasien
Dokter spesialis seperti Januarsari, Muhammad Mansyur, Rita, Rifky Mubarak, Nur Eko Hadi Sucipto dan Muhaimin Munizu, melakukan konsultasi spesialistik.
Tim farmasi, menyiapkan obat-obatan, TPK sebagai pembantu umum dan tim rekam medik mempersiapkan berkas rekam medis jamaah haji.
“Alhamdulillah atas kerja sama teman-teman proses MCU berjalan dengan lancar,” katanya.
Muhaimin mengatakan, apabila terdapat keluhan di luar jadwal MCU maka Tenaga Kesehatan Haji (TKH) dapat melakukan konsultasi medis via WhatsApp grup yang disediakan oleh Tim KKHI Madinah. Sehingga diharapkan seluruh jamaah dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal.
“Kami selalu berdoa agar jamaah selalu diberikan kesehatan dalam menjalankan ibadahnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan KKHI Madinah Rahmat Kurniadi mengatakan, MCU ini untuk mengetahui kesehatan jamaah haji risti gelombang dua yang dari Makkah.
“Dengan dilakukan skrining kesehatan kepada jamaah haji maka kita akan tahu resiko jamaah tersebut,” katanya.
Rahmat mengatakan, setelah mengetahui risiko penyakit yang diderita jamaah, maka tim kesehatan di KKHI Madinah akan mudah menentukan materi edukasi apa yang cocok disampaikan kepada jamaah haji. Edukasi merupakan bagian dari program pembinaan kepada jamaah haji yang diperintahkan undang-undang.
“Selanjutnya jamaah tersebut diedukasi agar jemaah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatannya,” ujarnya.
Menurutnya, skrining MCU ini bagian dari ikhtiar PPIH Arab Saudi bidang kesehatan menjaga kesehatan jamaah sampai tibanya di tanah air. MCU dilakukan khusus kepada jamaah haji yang memiliki resiko tinggi.
“Dengan harapan jamaah tetap sehat dan bisa kembali ke Tanah Air berkumpul keluarga dalam keadaan sehat,” katanya.
Rahmat menyampaikan, nantinya hasil MCU akan dikootrdinasikan dengan dokter kelompok terbang (kloter) ketua kloter, dan ketua regu. Sehingga masing-masing perangkat kloter ini mengetahui status kesehatan jamaahnya.
“Sehingga jamaah haji mendapat perhatian dokter kloter, ketua kloter, ketua regu sehingga saling menjaga agar jamaah haji tidak jatuh sakit karena kelelahan akibat aktifitas ibadah fisik yang berlebihan,” katanya.