Suara.com - Seorang warga Arab Saudi yang diduga membantu wartawan Israel menyusup ke Mekah telah ditahan, menurut polisi Jumat (22/07), menyusul kemarahan warganet melalui media sosial.
Wartawan Gil Tamary dari Channel 13 Israel menyusup ke Mekah, pada Senin (18/07) lalu. Padahal warga non-Muslim dilarang masuk ke kota suci umat Islam itu.
Kepolisian Mekah menyebut pria yang ditahan sebagai "warga". Dia dibawa ke pihak kejaksaan karena diduga memfasilitasi masuknya seorang jurnalis (non-Muslim), kata seorang juru bicara kepolisian seperti dilaporkan kantor berita Saudi, SPA.
Wartawan Israel itu mengunggah video dirinya masuk ke Mekah melalui akun Twitternya, pada Senin lalu.
Baca Juga: Mengenal Pasar Kakiyah di Mekah, Pedagang Arab Bisa Berbahasa Indonesia
SPA tidak menyebut nama wartawan tersebut, namun mengatakan ia adalah warga Amerika dan kasusnya juga akan dilimpahkan ke kejaksaan agar "diambil langkah yang perlu berdasarkan hukum yang berlaku."
https://twitter.com/MiddleEastEye/status/1549446469295431686
Di tengah kontak bisnis dan keamanan yang terus meningkat, Arab Saudi tidak mengakui Israel dan tidak ikut serta dalam perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat pada 2020 yang berujung pada dijalinnya hubungan diplomatik antara negara Yahudi itu dengan dua negara tetangga Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Baca juga:
- Orang Yahudi menyamar sebagai Muslim agar bisa beribadah di kompleks al-Aqsa
- Biden bertemu Mohammed bin Salman, bicarakan pembunuhan Khashoggi
Dalam klip video berdurasi 10 menit itu, Tamary berkunjung ke Padang Arafah, tempat umat Islam melakukan wukuf dalam rangkaian ibadah haji.
Baca Juga: Jemaah Haji Asal Aceh Meninggal di Mekah Akibat Gagal Ginjal Akut: Kenali Gejalanya
Ia juga melewati Masjidil Haram dan menyebutkan dirinya melihat jemaah haji keluar dari salah satu tempat paling suci bagi umat Islam.
Dalam unggahannya, Tamary mengatakan ia menyadari apa yang ia lakukan bertentangan dengan hukum namun ia ingin menunjukkan "tempat yang sangat penting bagi saudara-saudari Muslim kami."
https://twitter.com/tamarygil/status/1549351096266670081
"Sekali lagi, bila ada yang tersinggung, saya meminta maaf sepenuh hati. Tak ada maksud (untuk menyinggung)," katanya dalam unggahan pada Selasa (19/07) lalu.
Tetapi pengakuannya tidak membuat kemarahan warganet Saudi surut di media sosial.
Baca juga:
- Pemerintah tetapkan biaya haji 2022 Rp39,8 juta, apa saja rinciannya?
- Simalakama haji furada, jalur cepat menuju tanah suci: 'Mempermainkan keinginan ibadah itu dosa besar'
Kontroversi ini terjadi menyusul kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Israel dan Arab Saudi pekan lalu.
Times of Israel melaporkan setelah kunjungan itu, reporter Tamary popular di jagat Twitter Israel di tengah kemarahan netizen.
Tamary adalah salah satu dari tiga wartawan Israel yang diizinkan masuk ke Arab Saudi untuk konferensi regional.
Mohammed Saud, aktivis media sosial pro-Israel dari Arab Saudi ikut marah setelah melihat unggahan Tamary.
"Ini seperti saya masuk ke sinagoga dan membaca Taurat. Channel 13 memuakkan," katanya dalam video berbahasa Ibrani itu.
Dalam video itu, Tamary ditemani oleh seseorang dalam mobil namun wajahnya diburamkan untuk mencegah diidentifikasi.
Tamary menurunkan suaranya saat berbicara menghadap kamera dengan bahasa Ibrani dan terkadang berbicara dalam bahasa Inggris untuk mencegah dia dikenali sebagai orang Israel.
Menanggapi kemarahan itu, Tamary mengatakan dengan video itu "banyak orang yang melihat untuk pertama kalinya, tempat yang begitu penting bagi saudara Muslim."
Channel 13 meminta maaf namun menyatakan tetap mempertahankan laporan itu.
https://twitter.com/trtworld/status/1549769095213592577
"Kunjungan editor berita dunia Gil Tamary ke Mekah adalah perjalanan jurnalistik penting dan tidak dimaksudkan untuk menyinggung umat Muslim," kata saluran TV itu dalam satu pernyataan.
"Kami minta maaf bila ada yang tersinggung. Penjelasan lebih lanjut adalah keingintahuan jurnalis adalah jantung profesi wartawan. Prinsip jurnalisme adalah mencapai lokasi apapun dan mendokumentasikan peristiwa secara langsung," kata Channel 13.