Suara.com - Sebanyak 3 koper bagasi jemaah kloter JKS 11 dibongkar di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Kamis (22/7/2022). Alasannya ditemukan 4 jeriken berisi masing-masing 5 liter zamzam.
Kepala Seksi Layanan Kedatangan dan Kepulangan Daerah Kerja Bandara Edayanti Dasril membenarkan koper itu milik kloter JKS 11 dengan nomor penerbangan SV 5668. Temuan itu di remote area, lokasi pemeriksaan terakhir 12 jam sebelum diangkut ke pesawat.
"Dari 410 koper, ada tiga koper yang isinya satu tas ada dua galon yang per galonnya 5 liter zamzam dan ada yang botol-botol dibungkus dengan plester warna coklat. Kita bongkar disaksikan linjam (perlindungan jemaah)," ujar Edayanti ditemui di Bandara Jeddah, Jumat (22/7/2022).
Pemeriksaan dilakukan oleh Jeddah Management Company, perusahaan yang ditunjuk Saudi Airlines. Kata Edayanti, JMS memeriksa bagasi seluruh penumpang Saudi Airlines di seluruh negara. Alhasil, banyak peluang ditemukannya zamzam.
Baca Juga: Kloter 11 Diklaim Pemegang Rekor Temuan Zamzam JKG
Menurut Edayanti, lolosnya zamzam bukan merupakan kesalahan dari sisi alat pemindai alias x-ray. Namun, imbuh Edayanti, kecolongan tersebut merupakan kesalahan manusia.
"Saya yakin saat pemeriksaan bagasi di x-ray, pengawas sudah memerintahkan petugas mereka untuk mengambil. Tapi karena banyak bagasi yang diperiksa saat itu, mungkin ada yang terlewat tiga. Alhamdulillah terdeteksi di remote area," terang Edayanti.
Terkait evaluasi terhadap pihak JMC, Edayanti mengaku sudah mengontak langsung penanggung jawab pemeriksaan bagasi khusus untuk jemaah haji Indonesia. Dan, pihak JMC sudah meminta maaf secara lisan karena keteledorannya.
"Mungkin evaluasi akan kita lakukan pada saat menjelang kloter terakhir, karena kita akan bergerak ke Madinah supaya di Madinah tidak terulang kembali," ujar Edayanti.
Menurut Edayanti, seluruh koper bagasi yang berisi air zamzam tidak akan lolos dari pemeriksaan meski ada kasus human error di JMC.
Baca Juga: Salute! Cerita SUB 7, Kloter Paling Tertib soal Zamzam di Bagasi
Sebab, ada pemeriksaan berlapis sebelum koper bagasi tersebut masuk pesawat dan dipastikan nihil zamzam maupun barang berbahaya lainnya.
"Pasti tidak akan lolos. itu sudah pemeriksaan x-ray di sini diulangi lagi. Kalau itu diloloskan sama remote area pasti sudah terbang. tapi ternyata kan kita tetap konsisten bahwa itu sesuai dengan aturan tidak mengizinkan ada zamzam," kata Edayanti.
Temuan itu diamini Kasie Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Bandara Maskat. Proses pembongkaran koper tersebut disaksikan langsung oleh kepolisian, otoritas penerbangan serta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang diwakili Linjam.
"Jadi, jika ada koper mencurigakan oleh pihak remote area, mereka selalu menghubungi yang ada di bandara. Mereka tidak berani bongkar kalau tidak ada saksit dari kami, karena di dalam koper itu isinya macam-macam," ujar Maskat.
Alhasil, pihak remote area kudu memastikan barang yang diambil sesuai dengan yang terlihat di hasil pemindaian mereka dan memang mencurigakan.
"Karena itu, mereka enggan ada spekulasi ada barang-barang lain hilang sehingga mesti harus ada kita. Mereka tidak berani kalau tidak ada pihak dari kita," terang Maskat.