Suara.com - Lagi-lagi paket cash on delivery (COD) memakan korban. Kali ini seorang pembeli wanita marah besar usai unboxing alias membuka kotak paket yang diterima.
Pengalaman ini seperti yang terlihat pada video unggahan akun Instagram @terangmedia. Terlihat seseorang membuka paket yang baru saja diterimanya, yang ternyata berujung kecewa total karena tak ada isinya.
"Seller nakal!! Paket COD dikirimin ke customer tanpa isi," begitulah keterangan yang disertakan di kolom caption unggahan @terangmedia, dikutip Suara.com, Jumat (22/7/2022).
Tampak paket itu diterima dalam kondisi masih tersegel rapi. Pembeli lalu membuka lakban merah yang menutup semua sisi kotak untuk diambil isinya. Namun bukan menjumpai barang yang dibeli, ia malah tidak mendapati apapun di dalam kotak tersebut.
Baca Juga: Wanita Ini Tertidur Saat Kerja dan Ketahuan Atasan, Reaksi Bosnya Malah Jadi Sorotan
"Ih kosong, kosong," ujar pembeli tersebut sambil memperlihatkan isi kotak yang benar-benar kosong melompong. "Kasihkan sana, enak saja."
Pria perekam video lalu kembali ke depan untuk mengembalikan kotak tersebut. Beruntung kurir belum pergi dari sana, meski tidak tahu apakah barang sudah dibayar atau belum.
"Mas, ininya kosong," ujar pria itu, yang dibalas dengan heran oleh sang kurir. Pria itu pun tidak tahu-menahu barang apa yang seharusnya ia dapatkan dari paket COD tersebut, karena itulah ia kembali membawa kotak itu ke dalam.
"(Ditanya) apa ini (isinya)?" tanyanya kepada wanita yang tadi membuka kotaknya.
"Nggak tahu, siapa pengirimnya? Nggak mau (menerima paketnya)," balas wanita itu, bahkan tak segan membanting kotak kosong tersebut.
Baca Juga: Bawa Gerobak Bertuliskan Roti Bakar, Viral Isi Etalase Penjual Rujak Ini Bikin Publik Heran
Video yang awalnya diunggah akun Wulan Bani Sanusi itu lantas memperlihatkan juga penampakan luar kotak serta bukti pembelian barang. Ternyata ia seharusnya mendapatkan sebuah wadah alat tulis dengan harga mencapai Rp200.850.
"Premium tempat pensil smiggle," begitulah tulisan yang tertera di bukti pembelian, diikuti dengan harga total yang harus dibayarkan saat menerima barang oleh kurir.
Video ini menambah panjang daftar customer yang menjadi korban akal-akalan penjual nakal di e-commerce. Meski begitu tidak diketahui apakah paket COD ini sudah dibayar atau belum.
"Itulah gunanya video unboxing," komentar warganet, mengingatkan yang lain agar selalu merekam proses unboxing paket kiriman kurir supaya bisa melakukan komplain seperti ini.
"Besok tokonya langsung ilang di shopi," ujar warganet.
"Auto bintang 1 dan komplain tuh," kata warganet.
"Kacau ngerusak ekspedisi," timpal yang lainnya, karena biasanya yang terkena getah dari pengiriman COD bermasalah seperti ini adalah pihak ekspedisi, terutama kurir.
Penyebab Sistem Pembayaran COD Sering Bermasalah
Kejadian di atas memang dipicu oleh penjual yang tidak jujur dalam berdagang sehingga malah mengirimkan kotak kosong. Padahal pembeli seharusnya mendapat wadah alat tulis berkualitas bagus dengan harga mencapai ratusan ribu Rupiah.
Namun nyatanya pengiriman dengan sistem COD juga kerap menemui masalah di Indonesia. Biasanya pembeli yang merasa barangnya tidak sesuai harapan lalu malah mengamuk kepada kurir.
Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi?
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi pernah menyatakan sistem COD bermasalah karena beberapa alasan tertentu, sehingga sebaiknya sistem ini dihapuskan saja.
"Tingkat literasi masyarakat terhadap proses bisnis dan product knowledge masih rendah. Plus di sisi lain, sering terjadi barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diterima konsumen. Hapuskan saja," tegas Tulus.
Sementara Pengurus Harian YLKI Agus Suyanto mengungkap dua masalah mendasar pada sistem COD.
Yang pertama adalah kurangnya literasi di pihak konsumen, sehingga mereka kerap tidak menaati aturan yang tercermin dalam ungkapan kekecewaan kepada kurir jika produk yang dikirim tak sesuai harapan.
Sedangkan masalah kedua adalah karena masih banyak penjual yang tidak bertanggung jawab sehingga tak mengirim produk yang sesuai dengan katalog. Bahkan dalam peristiwa di atas, penjual malah tidak mengirimkan barangnya sama sekali.